EmitenNews.com - Pesawat N219 siap diproduksi massal. Pesawat yang dikembangkan lewat riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Berkolaborasi dengan Pindad, PTDI akan mengembangkan versi amfibi dari N219, yang dikenal sebagai N219A. 

"BRIN sudah memiliki sejumlah inovasi bersama PTDI kita sudah memiliki N219 yang siap untuk diproduksi lebih banyak lagi sesuai pesanan pemerintah,” kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, kepada wartawan usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).

Penting dicatat, N219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang serbaguna berkapasitas 19 penumpang yang dikembangkan oleh PTDI. Pesawat ini dipasangi dua mesin turboprop Pratt and Whitney PT6A–42 bertenaga 850 shp dan dirancang untuk mendarat di landasan pendek, memungkinkan operasional di wilayah terpencil. Badannya berbahan logam dengan kabin paling luas di kelasnya, sedangkan pintu fleksibelnya memungkinkan konfigurasi penumpang maupun kargo.

Bagusnya, dengan kecepatan maksimum 210 knot dan minimum 59 knot, N219 sanggup bergerak lincah di area pegunungan. 

Satu hal, secara biaya, pesawat ini lebih terjangkau dibanding DHC-6 Twin Otter. 

Untuk diketahui, PTDI telah menyelesaikan uji terbang perdana pada 16 Agustus 2017 selama 340 jam demi mendapatkan type certificate (TC). 

Pada 10 November 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan nama “Nurtanio”, sebagai penghormatan kepada pionir industri pesawat Indonesia, Marsekal Muda TNI (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.

BRIN juga tengah menyiapkan versi amfibi dari pesawat tersebut, yakni N219A, lewat kolaborasi dengan PT Pindad (Persero).

“BRIN akan berkolaborasi dengan Pindad yang memproduksi alutsista serta industri otomotif. Saya kira Maung yang sudah diproduksi oleh Pindad ini terus akan diperkuat R&D-nya,” ujarnya.

BRIN juga tengah mendukung pengembangan versi amfibi dari N219, yang dikenal sebagai N219A. Produksi pesawat ini akan melibatkan kolaborasi dengan perusahaan di bidang industri pertahanan dan produksi industri, yakni PT Pindad (Persero).

BRIN akan menggandeng Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk memperkuat riset dan inovasi dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“InsyaAllah kita juga akan terus membangun sinergi dengan Kementerian Dikti Saintek. Ini momentum yang sangat baik sekali untuk konsolidasi riset dan inovasi nasional agar ini bisa menjadi pilar bagi kemajuan ekonomi kita,” tutur mantan Rektor IPB itu. ***