EmitenNews.com - Holding BUMN Industri Pertambangan Mineral Industri Indonesia atau MIND ID resmi mengempit 34 persen saham Vale Indonesia (INCO). Itu mendapat atensi khusus berbagai pihak. Salah satunya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut meminta para menteri menyelesaikan seluruh perizinan masih belum keluar. Tujuannya, untuk memastikan proses hilirisasi Vale bisa menguntungkan Indonesia. Terutama izin usaha pertambangan khusus (IUPK) bisa dikeluarkan dalam minggu ini.

"Sehingga proses transaksi akuisisi ini bisa dituntaskan segera. Ini saya pikir penting buat kita, Indonesia harus terkenal transparan," ujar Luhut ungkap Menko Luhut usai Penandatanganan Divestasi Vale Indonesia, di Hotel Pullman, Senin (26/2/2024).

Luhut juga menekankan bahwa semua perizinan keluar harus sesuai aturan. Sehingga tidak ada lagi tambahan biaya dibebaskan kepada investor. Tidak ada cost-cost extra, semua sesuai aturan.

"Jadi semua investor harus tahu, kalau dia sudah melalui proses ini, tidak ada extra-extra cost diminta sana-sini. Ini saya kira sangat penting untuk membawa kredibilitas pemerintah kita, terutama dalam keadaan ekonomi global yang tidak baik-baik saja," tegasnya.

Luhut memastikan tidak akan ada relinquish atau penciutan lahan tambang Vale Indonesia usai divestasi saham 14 persen kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID. "Kita ingin menjadi model di dunia penataan lingkungan di Vale Indonesia itu sangat baik," jelasnya.

Divestasi itu, menjadi pertanda penting program hilirisasi nikel Indonesia ke depan. Terutama menyuplai kebutuhan nikel pasar Eropa, dan Amerika Serikat. "Tim kita baru balik dari Washington untuk tindak lanjut perbincangan mengenai (pengucilan nikel RI) aturan IRA AS. Kita berharap tuntaskan segara," ucapnya.

Meski sudah dikelola dengan baik namun program hilirisasi nikel masih jauh dari yang lain sehingga perlu ditindaklanjuti. "Jangan juga berkomentar kita hilirisasi sampai sendok garpu juga lakukan, ya itu kan UMKM. Jadi, dari iron steel kita ingin turun sampai kepada tadi perangkat dapur juga bisa dibuat Indonesia," imbuhnya.

Luhut juga menilai keadaan ekonomi global dunia saat ini sangat tidak baik. Oleh karena itu menurutnya, Indonesia juga harus berjaga-jaga. Pasar lemah, ekonomi Tiongkok juga tidak baik karena krisis properti, dan begitu juga Amerika. "Kita harus kompak, kompak untuk sama-sama membangun," serunya.

Meski banyak kekurangan namun menurut Luhut, hal ini juga menjadi tugas pemerintah. "Kita dibayar untuk bekerja untuk itu. Dan saya minta masyarakat juga memahami, sekarang ini kita harus fokus untuk menghadapi dampak ekonomi global yang sangat tidak menentu ini," pungkasnya. (*)