EmitenNews.com - Kementerian Keuangan mencatat sampai dengan akhir Oktober realisasi dari alokasi untuk investasi pemerintah mencapai Rp77,92 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berkomitmen akan terus mempertajam kinerja institusi penerima pembiayaan investasi sehingga benar-benar bisa sampai ke tangan masyarakat.


Menkeu merinci realisasi investasi tersebut terdiri dari Adhi Karya sebesar Rp1,98 triliun, PLN Rp5 triliun, SMF Rp2 triliun, PFB Rp3 triliun, dana pendidikan LPDP Rp20 triliun. "Lalu LMAN untuk mendukung proyek strategis nasional yang paling besar Rp28,84 triliun dan kemudian FLPP untuk perumahan Rp16,1 triliun, sedangkan LDKPI itu untuk internasional Rp1 triliun,” terangnya dalam konferensi pers APBN KITA November 2022, Kamis (24/11).


Lebih lanjut Menkeu menjelaskan bahwa Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) menjadi institusi yang mendapatkan pembiayaan investasi paling besar. Dalam hal ini untuk pembelian lahan atau tanah di dalam rangka mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN), berupa proyek jalan tol, bendungan, kereta api, pelabuhan, irigasi, dan proyek air baku.


“Banyak proyek yang sudah terselesaikan didalam proyek strategis nasional. Secara total LMAN ini sudah belanja Rp101,304 triliun untuk 104 proyek strategis nasional. 85 persennya mayoritas adalah jalan tol yang sebagian besar sudah dinikmati oleh masyarakat,” ujarnya.


Menteri Keuangan juga menyampaikan telah mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Hingga saat ini, LPDP telah melakukan penyerapan di bidang pendidikan untuk membiayai 133.318 penerima beasiswa dan berbagai proyek penelitian yang strategis.


Selain itu, Menkeu juga menerangkan pembiayaan perumahan yang sudah merealisasikan sebanyak 1.123.359 unit rumah dengan total Rp95,17 triliun yang dibantu melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan PT Sarana Multigriya Financial juga dalam hal ini mendukung 365.918 unit rumah dalam rangka untuk pemenuhan target pemerintah.


“Ini adalah kalau kita lihat dapat langsung dirasakan oleh masyarakat melalui berbagai program pemerintah,” pungkas Menkeu.


Selain pembiayaan investasi, juga terdapat pembiayaan dari sisi hutang. Namun, pembiayaan utang hingga Oktober mengalami penurunan yang sangat tajam menyentuh angka 21,7 persen.


“Ini berarti APBN mulai makin sehat karena kita mulai bisa melakukan konsolidasi dan menyehatkan kembali APBN kita. Kalau di dalam tahun 2021 total utang sampai dengan Oktober Rp 646 triliun, kita sampai dengan akhir Oktober ini Rp 506 triliun. Ini berarti turun 21,7 persen,” tandas Menkeu.(fj)