EmitenNews.com - Pemerintah mencatat keberhasilan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang terus menjangkau lebih banyak debitur. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan sampai 17 Oktober 2025, KUR telah terealisasi mencapai Rp217,20 triliun atau 76,86 persen dari target tahun ini. Bagusnya, tingkat kredit bermasalah sangat terjaga, yaitu 2,28 persen.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan hal tersebut dalam Akad Massal KUR, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/10/2025).

Realisasi KUR tersebut mampu menjangkau 3,69 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah yang sangat terjaga, yaitu di angka 2,28 persen.

Itu berarti jauh lebih baik dari kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara nasional di level 4,55 persen.

Keberhasilan program KUR juga terlihat dari 926.742 debitur yang berhasil naik kelas, sehingga menunjukkan peran KUR dalam mendorong transformasi usaha berkelanjutan.

Dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, Pemerintah berhasil menyalurkan KUR kepada 2,34 juta debitur baru yang mencerminkan komitmen kuat dalam menjangkau pelaku UMKM di pelosok Nusantara.

Satu hal, kata Airlangga, komitmen Presiden Prabowo Subianto terhadap Astacita ke-2 tentang kemandirian bangsa melalui swasembada pangan terbukti. Itu bisa dilihat dari alokasi Rp85,76 triliun atau sekitar 39,49 persen dari realisasi KUR nasional untuk sektor pertanian dan perikanan.

KUR sebesar Rp8,33 triliun telah disalurkan kepada 162.736 petani dan nelayan, sehingga memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional.

Di luar KUR, pemerintah juga menyiapkan ekosistem pembiayaan produktif lainnya seperti plafon kredit program yang siap disalurkan mencapai Rp300,77 triliun.

Plafon kredit itu terdiri atas KUR sebesar Rp282,57 triliun, Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian Rp199,42 miliar, Kredit Industri Padat Karya Rp754 miliar, dan Kredit Program Perumahan Rp17,25 triliun.

Sementara itu, Kredit Program Perumahan menjadi milestone penting untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah per tahun dengan skema pembiayaan yang mendukung sisi supply dan demand. Untuk ini target penyalurannya hingga Rp130 triliun. ***