EmitenNews.com — Akhirnya Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai regulator mengintrogasi langkah ekspansi bisnis yang dilakukan oleh PT Pyridam Farma Tbk (PYFA).

 

Adapun alasan permintaan penjelasan yang dilakukan oleh BEI terkait dengan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dan PT Pyfa Sehat Indonesia (PSI), entitas anak dari Perseroan yang berencana melakukan pembelian atas 41.933.333 Saham Seri B dan 7.400.000 Saham Seri A atau setara dengan 100% dari modal ditempatkan dan disetor dalam PT Ethica Industri Farmasi (EIF).

 

Adapun nilai dari transaksi pembelian saham EIF tersebut sebesar Rp163.456.929.695, atau sekitar 97,82% dari total ekuitas Perseroan. Harga Transaksi akuisisi sebesar Rp163.456.929.695 atau 2,34% di atas nilai pasar.

 

Menjawab berbagai pertanyaan BEI, Manajemen PYFA menjelaskan, dasar penentuan nilai akuisisi saham EIF atas hasil negosiasi dan kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang nilai tersebut masih dalam batas nilai wajar transaksi (sebesar 2,34%), yang mana kami pahami hal ini masih berada pada kisaran nilai yang sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.04/2020 tanggal 25 Mei 2020 tentang Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Bisnis di Pasar dimana batas atas dan batas bawah untuk kisaran nilai transaksi tidak melebihi 7,5%, jawab Nadia M. Verdiana Corporate Secretary Pyridam Farma dalam keterangan resminya, Senin (27/6/2022).

 

Rencana pengembangan usaha EIF adalah dengan meningkatkan penjualan EIF melalui optimalisasi utilisasi kapasitas, mengembangkan portofolio produk baru, dan mengembangkan area dan channel penjualan EIF.

 

BEI juga mempertanyakan pertimbangan PYFA melakukan akuisisi atas saham EIF, mengingat EIF membukukan rugi bersih per 31 Desember 2021 dan 2020.


Menjawab hal itu, Nadia menjelaskan, alasan dilakukannya transaksi oleh Perseroan adalah untuk menciptakan sinergi dan dapat memperkuat strategi bisnis Perseroan dengan mendiversifikasi produk-produk yang dimiliki serta dapat memasuki segmen pasar yang baru yang bisa meningkatkan penyediaan produk-produk yang inovatif dan ikut berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.

 

"Jika transaksi akuisisi saham EIF gagal dilakukan, maka Perseroan akan tetap mengeksplor investasi lainnya sesuai dengan rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Pyridam Farma I Tahun 2022," tegas Nadia.