EmitenNews.com - Maharaksa Biru Energi (OASA) bakal melakukan private placement semester II tahun 2023. Di mana, 90 persen dana hasil private placement untuk pengembangan proyek pengolahan sampah. Lalu, 10 persen untuk pengembangan proyek biomassa, melalui setoran modal kepada Mentari Biru Energi (Mentari). 


Hajatan itu, akan dipentaskan setelah mendapat restu pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada Kamis, 22 Juni 2023. Di mana, perseroan berencana menggelar private placement tahap I pada semester II tahun 2023. Pada hajatan itu, perseroan mematok dana taktis sekitar Rp100-120 miliar. 


Nah, bentuk konkrit proyek biomassa, dan pengolahan sampah garapan perseroan sebagai berikut. Proyek biomassa yang sudah dijalankan perseroan melalui anak usaha PT Telesys Indonesia, bekerja sama dengan Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo). Di mana, Kopetindo telah mengoperasikan proyek biomassa yaitu wood chip di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


Selanjutnya, Mentari akan berkolaborasi dengan Kopetindo membentuk Kerja Sama Operasional (KSO) untuk membangun pabrik wood chip di Kepulauan Bangka Belitung. Hasil produk pabrik wood chip akan dipasok sebagai bahan baku energi co firing ke PLTU wilayah setempat. 


Lalu, untuk proyek pengolahan sampah, melalui anak usaha Indoplas Karya Energi (IKE), telah membentuk konsorsium dengan Wijaya Karya (WIKA). Konsorsium WIKA-Indoplas telah ditetapkan sebagai pemenang tender mitra kerja sama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pada 16 November 2020 untuk membangun fasilitas pengolahan sampah antara (FPSA) Jakarta Barat DKI Jakarta. 


Feasibility Study (FS) FPSA telah tuntas disusun konsultan ternama, dan telah diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan sedang dalam kajian untuk persetujuan tipping fee. Setelah tipping disetujui dan ditetapkan, IKE akan membentuk perusahaan patungan dengan Jakpro, dan Wijaya Karya.


Sekadar informasi, pada 13 Januari 2023, perseroan telah menuntaskan right issue 5,98 miliar lembar dengan koleksi dana Rp598,86 miliar. Dana itu untuk mengakuisisi dan sekaligus setoran modal Indoplas Makmur Lestari (IML) Rp69 miliar. IML akan menggunakan dana itu, untuk setoran modal kepada Indoplas Karya Energi (IKE) sehubungan dengan biaya persiapan pengerjaan FPSA DKI Jakarta Barat. 


Nah, untuk pengembangan usaha perseroan pada proyek pengolahan sampah, pekerjaan pembangunan proyek pengolahan saham atau FPSA butuh biaya investasi berupa pekerjaan mencakup desain, pengadaan, instalasi, komisioning, dan supervisi. Total keperluan investasi pembangunan FPSA berdasar studi kelayakan sekitar Rp6,5 triliun. 


Mengingat jumlah biaya proyek FPSA sangat besar, kebutuhan dana tersebut belum dapat dipenuhi dari hasil right issue. Oleh Karena itu, perseroan mengalokasikan 90 persen dana hasil private placement untuk proyek FPSA. Lalu, 10 persen dana hasil private placement untuk pembangunan proyek biomassa, berupa pengembangan energi baru terbarukan dengan menggunakan hasil alam. (*)