EmitenNews.com - Jasa Marga (JSMR) mengantongi restu spin off atau pemisahan anak usaha divisi tol Trans Jawa, Jasa Marga Transjawa Tol (JTT). Spin off itu, harus tuntas 1 Juli 2022. So, hanya menyisakan waktu 2 bulan lagi.


Kebijakan spin off itu, bagian program refinancing, dan recycling asset perusahaan. Nantinya, spin off akan diikuti rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) untuk penghimpunan pendanaan.


IPO anak usaha itu, akan mendukung rencana untuk mengembangkan ruas-ruas tol baru. Saat ini, ada lma ruas tol dalam pipeline dengan kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp42 triliun sampai 2024. ”Spin off rencana strategis untuk pengembangan perseroan,” tutur Ade Wahyu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga.


Selain itu, spin off untuk mendukung keberlanjutan bisnis, dan memberi kontribusi positif bagi pengembangan perseroan, terutama untuk masuk membiayai beberapa pipeline jalan tol baru ke depan. Berdasar nilai buku laporan keuangan per 31 Desember 2021, nilai pengalihan itu mencapai Rp16,34 triliun. 


Nilai itu, berpotensi berubah dengan mengacu laporan semester I-2022, seiring penandatanganan nota pemisahan pada 1 Juli 2022. Spin off akan diikuti aksi penggalangan dana, termasuk IPO JTT. ”IPO paling banter awal 2023. Kami berharap bisa terwujud pada kuartal I-2023,” harap Reza Febriano, Direktur Bisnis Jasa Marga. 


Di lain sisi, berdasar rapat umum pemegang saham tahunan, Jasa Marga tidak membagi dividen. Jadi, untuk laporan keuangan tahun buku 2021, Jasa Marga sementara absen alias puasa dividen. Mungkin kalau kinerja cemerlang, tahun ini dividen bisa bergulir. (*)