EmitenNews.com - Rencana Nusantara Infrastructure (META) melakukan delisting dan go private telah mengantongi izin dari investor independen. Itu tertuang dalam hajatan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 Desember 2023 lalu. Saat ini, proses tersebut memasuki tahap registrasi penawaran tender Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS).

Ketentuan pelaksanaan proses penawaran tender sukarela telah diatur pada POJK No.3/POJK.04/2021 penyelenggaraan kegiatan bidang pasar modal, POJK No.30/POJK.04/2017 pembelian kembali saham dikeluarkan perusahaan terbuka, POJK No.54/POJK.04/2015 penawaran tender sukarela, peraturan Bursa No.I-I Tahun 2004 pencatatan penghapusan pencatatan (Delisting) dan pencatatan kembali (Relisting) saham di Bursa, dan peraturan Bursa No.I-L Tahun 2023 suspensi efek.

Emiten tol Salim Group itu, sejatinya telah melakukan berbagai upaya untuk meminta pembukaan suspensi perdagangan saham ke operator pasar modal indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah persetujuan RUPSLB. Itu penting agar pemegang saham dapat memilih untuk menjual sahamnya atau menunggu penawaran Voluntary Tender Offer (VTO). 

”Namun kami sebagai emiten harus tunduk pada seluruh aturan dan kebijakan berlaku, termasuk proses suspensi perdagangan saham saat ini masih berjalan,” tutur Indah D.P. Pertiwi, Head of Corporate Communication PT Nusantara Infrastructure.

Sesuai informasi disampaikan BEI kepada perusahaan melalui surat No. S-11107/BEI.PP1/12-2023 Tanggal 21 Desember 2023, disampaikan untuk mewujudkan perdagangan teratur, wajar, efisien, dan perlindungan terhadap investor publik, dalam proses go private dan voluntary delisting saham sedang berlangsung, BEI belum dapat memfasilitasi permintaan perusahaan melakukan pembukaan suspensi perdagangan saham perusahaan. 

“Kami memahami proses menuju go private tidak instan, dan perlu waktu. Oleh karena itu, kami mohon para pemegang saham dapat mengikuti seluruh proses sesuai ketentuan,” tutup Indah.

Sebelumnya, Metro Pacific Services telah mengeksekusi restrukturisasi internal tanpa perubahan pengendali. Itu dilakukan dengan menyerap 13,22 miliar saham perseroan dari Metro Pacific Tollways Indonesia. Transaksi dilakukan pada harga pelaksanaan Rp238 per saham.

Jadi, dengan penuntasan transaksi pada 22 Desember 2023 tersebut, Metro Pacific Service dipaksa merogoh kocek senilai Rp3,14 triliun. Sebagai gantinya, kini Metro Pacific Services mengempit 74,65 persen saham emiten tol Salim Group tersebut. (*)