Right Issue Bakal Dorong Kinerja Surge (WIFI) Lebih Menjanjikan

Right Issue Bakal Dorong Kinerja Solusi Sinergi Digital Lebih Menjanjikan. DOK/ISTIMEWA
EmitenNews.com -Aksi korporasi jumbo dengan nilai mencapai Rp5,89 triliun yang sedang dijalani oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge terus menyita banyak perhatian. Manajemen Surge yang sangat optimis dengan aksi right issue akan sukses ini dengan komitmen pemegang saham pengendali menebus sahamnya menjadi poin penting saat ini.
Head Of Research Kiwoom Sekuritas Liza C. Suryanata menyatakan secara umum, rights issue tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi investor, terutama jika digunakan untuk tujuan yang jelas dan prospektif seperti ekspansi bisnis, pelunasan utang, atau penguatan struktur modal. Namun, minat pasar terhadap rights issue sangat tergantung pada tiga hal utama adalah Kinerja dan prospek emiten, tujuan penggunaan dana dan harga pelaksanaan yang ditawarkan.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menawarkan nilai dan daya tarik tersendiri, tergantung pada profil risiko dan tujuan investasi masing-masing investor. WIFI rights issue bisa menjadi menarik untuk investor dengan profil risiko tinggi yang mengincar pertumbuhan digital nasional, namun mengandung risiko eksekusi dan dilusi yang besar.
“Jika melihat dari sisi pertumbuhan dan ekspansi, WIFI bisa menjadi menarik bagi investor yang memiliki profil risiko moderat hingga agresif. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH ke 5 juta homepass di Pulau Jawa, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan internet cepat dan murah. Kolaborasi dengan ratusan ISP lokal serta dukungan mitra global seperti NTT East menambah kredibilitas dan potensi keberhasilan proyek ini,” ujar Liza.
Secara umum, saya merekomendasikan untuk mencermati rights issue yang digunakan untuk ekspansi produktif dan memperkuat fundamental perusahaan, bukan sekadar pelunasan utang jangka pendek. Untuk investor ritel, penting untuk mengevaluasi: potensi dilusi. Sebagai contoh, pada rights issue yang dilakukan oleh WIFI, investor yang tidak ikut menebus HMETD berisiko terdilusi hingga 55,56%, artinya lebih dari separuh porsi kepemilikannya bisa hilang.
Pengamat dan analis pasar modal Hendra Wardana sebagai Founder StockNow.id mengatakan, dalam lanskap ekonomi digital yang kian terakselerasi, sektor jaringan telekomunikasi nasional tengah mengalami transformasi struktural yang menjanjikan. Peralihan kebutuhan masyarakat dan industri dari sekadar layanan suara menuju konektivitas data berkecepatan tinggi mendorong lonjakan permintaan atas infrastruktur backbone, edge data center, serta layanan WiFi publik. Tren ini didorong oleh masifnya adopsi kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan digitalisasi ruang publik di kota-kota tier 2 dan 3. Peluang ini menciptakan ruang tumbuh bagi para emiten teknologi infrastruktur seperti PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) yang tengah menyiapkan ekspansi strategis melalui aksi korporasi right issue.
Secara kinerja, WIFI justru tampil lebih efisien dan agresif. Emiten yang dikenal melalui brand SURGE ini mencatat pertumbuhan pendapatan 65,7% YoY menjadi Rp232 miliar dan laba bersih melonjak 182,2% ke level Rp83 miliar—menjadikannya salah satu perusahaan dengan margin tertinggi di sektornya. Net profit margin (NPM)-nya tercatat di 35,6%, atau lima kali lebih tinggi dari rerata industri 6,8%. ROE-nya pun impresif di 27%, jauh meninggalkan rata-rata industri yang hanya 5,7%. Keunggulan ini ditopang oleh model bisnisnya yang adaptif, mulai dari fiberisasi kota lapis kedua dan ketiga, kerja sama digitalisasi ruang publik bersama BUMN dan pemda, hingga monetisasi jaringan WiFi publik yang menjangkau ratusan ribu pengguna. Dengan rekam jejak pertumbuhan yang solid dan efisiensi yang tinggi, aksi right issue WIFI dinilai sangat prospektif untuk memperluas jangkauan infrastruktur digitalnya ke lebih banyak daerah di Indonesia.
Meski menyandang predikat “speculative buy” dengan target harga WIFI di Rp2.440. WIFI lebih menarik bagi investor pertumbuhan (growth investor) yang ingin mengoptimalkan momentum digitalisasi daerah dan efisiensi profit. Di tengah meningkatnya kebutuhan konektivitas data nasional, keduanya memiliki peran penting sebagai fondasi ekonomi digital Indonesia, selama pengelolaan ekspansi dan penggunaan dana hasil right issue dilakukan dengan disiplin dan presisi.
Reza Priyambada Direktur Reliance Sekuritas Indonesia menyebut, emiten jaringan telekomunikasi ini sebenarnya memiliki prospek yang baik seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan penggunaan produk-produk digital di masyarakat, terutama untuk masyarakat usia muda yang demand terhadap inovasi cukup tinggi. Adanya perkembangan teknologi tentunya memerlukan sarana infrastruktur jaringan yang memadai agar konektivitas dapat berjalan lancar. Nah, perusahaan yang dapat menyediakan sarana ini tentunya dibutuhkan untuk membantu konektivitas tersebut.
Tantangannya tentu dari sisi biaya dimana biaya yang dibutuhkan untuk men-develop infrastruktur jaringan tersebut kan di Indonesia boleh dikatakan masih tinggi dan bisa jadi skala ekonomisnya belum tercapai karena penggunaan jaringan telekomunikasi yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Tentunya modal yang besar dibutuhkan untuk penyediaan ini.
“Aksi korporasi yang dilakukan oleh WIFI pada dasarnya untuk memenuhi kegiatan operasional mereka terhadap pengembangan jaringan backbone yang mereka lakukan. Diharapkan aksi korporasi tersebut dapat memenuhi target mereka sehingga pengembangan pun dapat dilakukan,” tutup Reza.
Related News

OBAT Tegaskan Kasus Dahlan Iskan Tak Ganggu Operasional

Emiten Suku Cadang Kendaraan Milik TP Rachmat Sahamnya Dilepas Lagi

Waskita (WSKT) Progres LRT Rute Velodrome–Manggarai

Empat Emiten Baru Listing Besok! Pilih Mana?

Saham Melejit Pasca Dijual ke BTN, BEI Surati VICO

Bos SOLA Buang Habis Saham di Harga Atas, Ada Alasan?