EmitenNews.com - Emiten konstruksi masih menghadapi tekanan pada perolehan kontrak baru pasca melewati paruh pertama 2025.

Data menunjukkan nilai kontrak baru gabungan per Juli ini, PT PP Tbk. (PTPP), PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL), dan PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) mencapai Rp18,1 triliun, turun 38% dibanding periode sama tahun lalu (Year-on-Year/YoY).

Tiga emiten tersebut, PTPP mencatat realisasi Rp11,8 triliun (-10% YoY), setara 41% dari target 2025. TOTL meraih Rp2,6 triliun (-38% YoY), sementara ADHI Rp3,8 triliun (-68% YoY). Secara total, capaian kontrak baru sektor ini baru setara 30–31% dari target 2025.

Seperti diketahui PTPP mencatatkan penurunan laba bersih pada semester I/2025 seiring melemahnya kinerja pendapatan yang diakumulasikan.

Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni 2025, PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp65,25 miliar. Realisasi ini turun 55,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY) senilai Rp147 miliar.

Meski kinerja masih melemah, prospek pemulihan mulai terbuka yang dimulai tecermin mdari akselerasi belanja pemerintah pada paruh kedua 2025 serta kenaikan anggaran Kementerian PUPR untuk 2026 sebesar 38 persen YoY diharapkan menjadi katalis utama. 

Bahkan, Sekretaris Perusahaan TOTL, Anggie S. Sidharta, mengungkapkan perseroan sedang mengikuti tender proyek dengan pipeline senilai setara Rp8,9 triliun.

Selain itu, peluang proyek strategis juga memberi harapan ADHI, emiten konstruksi yang paling banyak terimbas kali ini, bersama KBR dan Samsung E&A, sudah ditetapkan sebagai pemenang kontrak front–end engineering design (FEED) proyek LNG Inpex di Blok Masela senilai 20 miliar dolar AS.