EmitenNews.com — PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menyatakan bahwa perusahaan pada tahun 2022, Bank BTPN akan fokus untuk menumbuhkan penyaluran kredit dengan menerapkan selera risiko melalui bisnis rantai nilai (value chain).

 

“Kami akan fokus untuk meningkatkan kemampuan Jenius sebagai platform, mengoptimalkan saluran distribusi, menambah kolaborasi lintas unit bisnis, dan melakukan kemitraan strategis dengan ekosistem pasar,” kata Direktur Kepatuhan Bank BTPN, Dini Herdini, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (22/4/2022).

 

Ia mengungkapkan bahwa strategi Bank BTPN dengan  meningkatkan current account savings account (CASA) dan pendapatan dari biaya dan komisi, serta transaksi mata uang asing, dengan mengembangkan proposisi nilai pelanggan, kapabilitas, produk, dan layanan. 

 

“Bank BTPN juga akan menerapkan keunggulan operasional melalui digitalisasi dan terus membangun kapabilitas keamanan digital. Selain itu perbaikan rasio biaya terhadap pendapatan, serta penguatan sumber daya manusia, manajemen risiko, kepatuhan dan tata kelola yang baik, juga menjadi prioritas Bank BTPN pada tahun 2022,” ungkap Dini.

 

Sebagai informasi, Bank BTPN di tahun 2021 berhasil membukukan laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,66 triliun, lebih tinggi 52% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,75 triliun, dan dengan realisasi 32% di atas target.

 

Total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp135,60 triliun, dengan segmen korporasi, komersial, dan syariah membukukan pertumbuhan kredit sebesar 9%.

 

Per 31 Desember 2021, Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 5% dari Rp183,17 triliun menjadi Rp191,92 triliun, dengan rasio kecukupan modal mencapai 26,2%, liquidity coverage ratio (LCR) 187,3%, dan net stable funding ratio (NSFR) 126,6%.

 

Berkaitan dengan capaian tersebut, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTPN pun memberikan persetujuan atas laporan keuangan tahun buku 2021 pada hari ini di Jakarta. 

 

Para pemegang saham juga menyetujui usulan Bank BTPN untuk tidak membagikan dividen dan menetapkan laba bersih 2021 setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib, sebagai laba ditahan. “Kami mengapresiasi para pemegang saham yang telah memutuskan untuk menggunakan laba bersih sebagai cadangan wajib dan laba ditahan. Ini merupakan komitmen kuat dari pemegang saham dalam mendukung rencana pertumbuhan dan pengembangan bisnis Bank BTPN kedepan,” imbuh Dini.