EmitenNews.com - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten BUMN Tambang batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah digelar, Kamis (23/12). Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk mantan Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga yaitu Arsal Ismail untuk menjadi nahkoda baru perusahaan tambang plat merah ini.

 

Arsal Ismail menjelaskan dirinya tidak asing dengan PTBA, karena ia juga lahir dan besar di Baturaja, dekat dengan lokasi tambang PTBA di Tanjung Enim. Arsal juga mengatakan dirinya juga sempat malang melintang di industri batu bara.

 

"Ini amanah dari pemegang saham. Kita akan bersama sama membawa PTBA lebih baik lagi ke depannya," ujar Arsal dalam konferensi pers, Kamis (23/12).

 

Arsal sempat menjabat sebagai Presiden Direktur PT Putra Mubacoal dan PT Nuansa Coal Investment yang keduanya merupakan perusahaan batubara swasta di Indonesia. Pria alumnus Universitas Indonesia ini kemudian lompat ke bisnis infrastruktur melalui PT Kresna Kusuma Dyandra Marga sebagai salah satu pengembang tol Becakayu. 

 

Lalu, jabatan terakhir Arsal merupakan Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga. RUPSLB PTBA juga menyetujui pengangkatan Suherman sebagai Direktur SDM, Rafli Yandra sebagai Direktur Pengembangan Usaha dan Devi Pradnya Paramita sebagai Komisaris.

 

Rafli juga menjelaskan, tim direksi yang baru ini tetap akan melanjutkan berbagai proyek yang sudah berjalan oleh PTBA saat ini. "Kami melanjutkan rencana yang sudah terdahulu, dan melakukan evaluasi apa apa saja yang akan menjadi pengembangan selanjutnya," tambah Rafli.

 

PTBA sedang menggarap sejumlah proyek strategis, seperti gasifikasi batubara, yang mengubah batubara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun. Gasifikasi ini mendatangkan investasi asing dari Air Product & Chemical Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun. Gasifikasi ini akan menghasilkan 1,4 juta DME per tahun, untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG) lebih dari 1 ton per tahun.

 

PTBA akan melakukan ekspansi ke sektor energi baru terbarukan (EBT), yakni berupa pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di tiga area lahan pasca tambang. Ketiga proyek tersebut yakni PLTS Tanjung Enim dengan kapasitas sampai dengan 200 megawatt (MW) dengan total 224 hektare (ha), PLTS di Ombilin dengan kapasitas sampai dengan 200 megawatt (MW) dengan total 201 hektare (ha), dan PLTS di Bantuas, Kalimantan Timur.

 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bukit Asam Farida Thamrin optimistis ke depan PTBA akan bisa menjadi perusahaan terdepan, bukan hanya di sektor batubara, tetapi juga energi lainnya. “Ke depan kami memang berharap perusahaan energi di bawah bapak (Arsal Ismail) akan bisa menjadi lebih baik dan lebih maju lagi,” terang Farida.