EmitenNews.com—Seperti diketahui, Banyak perusahaan yang melakukan strategi bisnis belakangan ini melalui exit strategy bisa dilakukan melalui IPO, merger maupun akuisisi. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan atau meminimalkan kerugian.


Penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering /IPO) PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menjadi sorotan para pelaku pasar ditengah Blibli yang masih mencatatkan rugi hingga Rp 2,48 triliun. Hal itu terungkap dalam laman E-IPO, dimana rugi perseroan pada Juni 2022 meningkat 123% dari sebelumnya jumlah rugi Blibli sebesar Rp 1,11 triliun. Sementara itu, tercatat penjualan yang berhasil dibukukan sebesar Rp 6,71 triliun atau melesat 124,41% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,9 triliun.


Menjawab semua itu, Corporate Secretary dan Investor Relations Blibli Eric Alamsjah Winarta mengungkapkan sejak awal berdiri, Blibli selalu mendapatkan dukungan besar dari sponsornya yakni grup Djarum. Komitmen itu tak hanya diberikan kepada Blibli, namun juga ke anak usaha lainnya.


"Komitmen dari sponsor kami ini (Grup Djarum) tetap ada ke depannya, mungkin bisa dilihat dari IPO struktur yang tadi dipaparkan semua saham yang ditawarkan adalah saham baru, yang artinya sponsor kami ini tidak berniat sama sekali untuk exit melainkan mereka ingin ber- partner dengan pemegang saham publik untuk share the upsize kedepannya," katanya dalam paparan publik IPO Blibli, Selasa (18/10/2022).


Selain itu, Eric juga menyampaikan bahwa Djarum memilik track record atau rekam jejak yang baik di pasar modal. Alasannya, Djarum memiliki dua anak usahanya yang melantai di Bursa dan berkinerja sangat baik yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).


"Selain itu, kami juga memiliki hubungan yang erat dengan Djarum dan ekosistemnya, kami selalu mendapatkan akses terhadap pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki, dan banyak sekali potensial sinergi yang bisa kami lakukan dengan perusahaan lain yang dimiliki oleh sponsor kami," ucap Eric.


Di acara yang sama, Komisaris Utama Global Digital Niaga Martin Basuki Hartono menyatakan, salah satu alasan Blibli melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO adalah dalam rangka transparansi dan peningkatan operasi.


"Keputusan menjadi perusahaan terbuka saat ini juga bagi kami menjadi salah satu langkah meningkatkan transparansi dan operational excellence bagi Blibli dan menjadi tonggak sejarah bagi kita semua. (IPO) diharapkan dapat membawa dampak positif bagi karyawan, mitra bisnis, para penjual, juga tentunya para pelanggan juga," ucap putra konglomerat Grup Djarum Robert Budi Hartono tersebut.


Selain itu, keputusan menjadi go public juga menjadi salah satu langkah perseroan guna meningkatkan transparansi dan operational excellence Blibli. Sebagai pemimpin penyedia pelayanan omnichannel, Martin pun meyakini Blibli berada di industri yang tepat dan terus berkembang.


Sedangkan, dalam prospektus rentang harga penawaran yang akan ditawarkan ketika IPO ada dalam rentang Rp 410-460 per lembar saham. Dengan rencana IPO ini diperkirakan Blibli.com meraup dana segar mencapai Rp 8,1 triliun.