EmitenNews.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis melemah tipis terhadap mata uang utama, dolar AS. Pelemahan terjadi di tengah isu krisis Credit Suisse Bank di Swiss dengan harga sahamnya yang terus turun dan mengalami kesulitan likuiditas.
Rupiah pada Kamis pagi dibuka di posisi Rp15.440 per dolar AS, turun 50 poin atau 0,32 persen dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp15.390 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menduga isu krisis yang dialami Credit Suisse Bank menjadi pemicu kekhawatiran pasar bahwa krisis perbankan Amerika Serikat akan menyebar ke Eropa.
"Hal itu mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS. Sehingga ini ini bisa mendorong pelemahan rupiah sebagai aset berisiko hari ini terhadap dolar AS," jelas Ariston.
Di sisi lain ia menuturkan pelemahan rupiah bisa tertahan karena krisis perbankan tersebut memperbesar kemungkinan Bank Sentral AS atau The Fed akan menahan suku bunga acuannya atau tidak terlalu agresif menaikkan suku bunganya pada rapat mendatang.
Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp15.400 per dolar AS, dengan peluang tertahan di kisaran 15.350 per dolar AS.(*)
Related News
Sinergi BI-Pemerintah, Inflasi Terjaga dalam Kisaran Sasaran
Libur Panjang, Jadwal Kereta Cepat Whoosh Ditambah jadi 48 Perjalanan
Ikut Aturan, BTN Mengajak Nasabah Tempuh Jalur Hukum
Presiden Soroti, dari 320 Permasok Global Apple Hanya 2 dari Indonesia
Posisi Cadangan Devisa Akhir April Susut USD4,2 Miliar
BI dan MUI Kolaborasi Kembangkan Instrumen dan Pasar Keuangan Syariah