EmitenNews.com -- Sejumlah perusahaan sekuritas memasukkan saham emiten menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dalam radar pilihan investasi dengan menyematkan rekomendasi beli (buy) dan target harga tinggi seiring dengan prospek bisnisnya.


Beberapa pialang saham tersebut di antaranya PT BRI Danareksa Sekuritas, PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, PT CGS-CIMB Sekuritas, dan JPMorgan. Konsensus Bloomberg pun mencatat 18 sekuritas yang meng cover MTEL dan 100% merekomendasikan beli dengan target harga rata rata Rp935. 


Pada pekan lalu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MTEL ditutup naik 0,74% di level Rp 680/saham pada perdagangan Jumat (7/7/2023), dengan nilai transaksi Rp 12,47 miliar dan volume perdagangan 18,40 juta saham. 


Saat ini kapitalisasi pasar saham anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini mencapai Rp 56,80 triliun dengan rasio price to book value (PBV) 1,66 kali. Dalam sepekan terakhir saham MTEL naik 2,26% dan sebulan terakhir melesat 6,27%.


Mengacu riset sejumlah sekuritas tersebut, ada dua alasan kenapa saham MTEL layak diburu dan masuk menjadi pilihan investasi. Pertama, pendapatan perseroan tumbuh secara kuat. Kedua, neraca keuangan MTEL dinilai sangat sehat.

 

Di kuartal I-2023, Mitratel membukukan pendapatan Rp2,06 triliun, tumbuh 9,9%. Sedangkan laba bersih senilai Rp 501 miliar, naik 9,1%. 

 

Analis riset NH Korindo, Leonardo Lijuwardi, dalam riset terbarunya menilai performa MTEL di kuartal I-2023 positif dilihat dari peningkatan pendapatan 9,9% year on year (yoy) dan penurunan beban usaha sebesar 11,4% yoy menjadi Rp 379 miliar. Penyumbang penurunan biaya terbesar disumbangkan biaya konstruksi dan manajemen proyek yang dipangkas hingga 47,6% yoy menjadi Rp 101 miliar.

 

“Efisiensi yang ditunjukkan oleh MTEL merupakan strategi yang baik di mana MTEL telah selektif dalam memilih segmen bisnis yang memiliki margin lebih tinggi,” kata Leonardo dalam riset per 27 Juni 2023.

 

Sementara itu, dari sisi data aset operasional, jumlah menara yang dimiliki MTEL saat ini mencapai 36.439 unit, bertambah 27,5% yoy dari kuartal yang sama tahun lalu yang hanya 28.577 unit dan akhir tahun lalu 35.418 unit.


Jumlah penyewa (tenancy) meningkat menjadi 53.317 penyewa, naik 23,7% dari kuartal 1-2022 sebanyak 43.101 penyewa. “Tingkat tenancy ratio pada Q1-23 berada di 1,46. Meski tenancy ratio masih di bawah perusahaan sejenis, cukup menarik bahwa MTEL belum mengoptimalkan sewa menaranya secara optimal. Potensi MTEL sebagai pemilik menara terbesar di Indonesia masih belum terbuka sepenuhnya,” tulis Leonardo.

 

Sebab itu, NH Korindo memberikan target harga saham MTEL mencapai Rp 835/saham dengan potensi kenaikan 25,56% dari harga saat perhitungan riset dilakukan di level Rp 665/saham (27 Juni). Harga ini mencerminkan 11,3 kali perkiraan EV/EBITDA 2023. “Valuasi MTEL cukup menarik, karena saat ini sahamnya diperdagangkan di bawah rata-rata standar deviasi EV/EBITDA sejak perusahaan IPO [mencatat saham perdana],” katanya.