EmitenNews.com - Emiten pariwisata PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) mengapresiasi keputusan dari pemerintah untuk mengurangi waktu karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri baik WNI dan WNA dari 5 hari menjadi 3 hari. Adapun pengurangan waktu karantina ini hanya bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksin booster.

 

Seperti yang diketahui, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan saat konferensi pers virtual (14/02) lalu, bahwa masyarakat hendaknya tidak perlu khawatir berlebihan. Ia menegaskan bahwa masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap dan tidak memiliki penyakit bawaan dapat bepergian seperti biasa.

 

Corporate Secretary Panorama Sentrawisata AB Sadewa mengatakan dengan dikeluarkannya peraturan itu, PANR melihat arah pemulihan lebih jelas bagi bisnis pariwisata. Hal ini seperti yang sempat dialami saat varian omicron belum merebak atau di kuartal 4 tahun 2021. Saat itu terjadi peningkatan perjalanan serta  group tour  ke beragam destinasi. "Antusiasme pasar sangat tinggi." ungkap Corporate Secretary Panorama Sentrawisata AB Sadewa, Selasa (15/2).

 

Menurut Sadewa, sektor pariwisata sangat bergantung pada pergerakan masyarakat baik secara nasional maupun internasional. Adanya pelonggaran pembatasan perjalanan selama dua tahun menjadi dukungan yang positif bagi sektor pariwisata. Ia menegaskan, penting untuk semua pihak mendorong agar masyarakat segera melakukan vaksin  booster  agar pandemi dapat berakhir pada 2022.

 

Kedepan, lanjut dia, PANR berharap kinerja perseroan dapat terangkat dengan adanya  Pent-Up Demand  pada  booking season  untuk periode libur lebaran dan juga libur sekolah pada pertengahan 2022. "Regulasi ini akan menjadi momentum bagi perseroan untuk mengejar pemulihan menuju kinerja pre-pandemi. Hal ini juga menjadi angin segar di awal 2022 bagi Perseroan dan juga industri pariwisata secara umum," ujar Sadewa.

 

Pelaku industri pariwisata berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang lebih  friendly  kepada sektor pariwisata. Lantaran, sektor pariwisata merupakan sektor yang dapat meraih hasil cepat ( quick win ). Apalagi dengan  spending  masyarakat yang tertahan sepanjang pandemi dapat membantu GDP Indonesia melalui belanja di sektor pariwisata.

 

Sadewa mengatakan, pariwisata sebetulnya tidak terdistrupsi oleh pandemik. Namun lebih karena pembatasan mobilitas. Sedangkan mobilitas ini kuncinya ada di regulasi yang dikeluarkan pemerintah masing-masing negara. Jadi dengan kata lain sepanjang situasi covid terkontrol, mobilitas memang tidak perlu. Apalagi situasi saat ini berbeda dengan tahun lalu ketika vaksin belum dijalankan.

 

"Kami sebagai pelaku industri, sudah menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas internal dan juga untuk pelanggan," kata dia.

 

Mengutip data dari, UNWTO dan WTTC yang memprediksi bahwa pariwisata akan pulih dengan waktu 3-5 tahun ke level pre-pandemik. Namun, dengan mempertimbangkan indikasi  booking group tour  ataupun produk komponen wisata, seperti hotel,  air ticket,  terlihat lonjakan cukup tinggi dan cepat.Sehingga, setelah dunia menjalankan program vaksinasi, timbul kepercayaan pasar untuk kembali bepergian dan jumlahnya juga  exponential.