EmitenNews.com - Penantian panjang masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya Makassar akhirnya terjawab. Itu menyusul pengoperasian Jalan Tol Layang A. P. Pettarani sepanjang 4,3 kilometer (km). Ikon baru Kota Makassar itu, merupakan jalan tol layang pertama di Timur Indonesia.


Anwar Toha Direktur Utama PT Makassar Metro Network (MMN) menyebut setelah melewati berbagai tahapan panjang, pembangunan Jalan Tol Layang A. P. Pettarani beroperasi penuh. ”Kami mengapresiasi Pahlawan Andi Pangerang Pettarani sebagai simbol pembangunan infrastruktur Indonesia Timur,” tegas Anwar, Kamis (18/3).


Tol layang itu, menyedot investasi Rp2,316 triliun. Nanti, diharap menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan lalu lintas jalan arteri Kawasan Panakkukang dan Rappocini. Pembangunan proyek itu, melibatkan PT Wijaya Karya Beton sebagai kontraktor utama, Nippon Koei Co., Ltd. dalam operasi bersama PT Indokoei International, PT Cipta Strada sebagai konsultan supervisi, dan PT Virama Karya sebagai konsultan pengendali Mutu Independen. 


Manajemen juga mendapatkan dukungan finansial pembiayaan proyek dari PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar). Tol layang itu, salah satu contoh kontribusi swasta dalam pembangunan infrastruktur nasional. 


PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usaha PT MMN bersama pemerintah daerah didukung pemerintah pusat, menginisiasi pembangunan untuk mendukung sistem perekonomian, dan mobilitas daerah, sekaligus sebagai fasilitas pendukung kemajuan Kota Makassar. 


Pembangunan tol layang itu, tanpa pembebasan lahan. Memakai teknologi mutakhir, inovasi perencanaan, pelaksanaan seperti, formwork pier head tanpa shoring, erection box girder dengan double gantry, tidak butuh struktur penyokong. Dengan begitu, pelaksanaan jauh lebih cepat.


Proyek itu, juga menggunakan instalasi expansion joint per 350 meter (m) untuk menghasilkan permukaan lebih rata. Untuk memonitor kinerja dan kondisi struktur jembatan selama masa operasi, dipasang Structural Health Monitoring System (SHMS). Antara lain dilengkapi sensor-sensor memberi informasi kondisi struktur secara real time. Tidak hanya itu, penggunaan isolasi gempa (seismic isolation Lead Rubber Bearing LRB) di antara struktur bawah dan struktur atas dapat lebih memproteksi terhadap gempa. 


Pengoperasian Tol Layang A. P. Pettarani, diharap mengurangi waktu tempuh pengguna. Dipersenjatai Traffic Information System (TIS) mengintegrasikan informasi dari CCTV dan pesan tertulis pada Variable Message Sign (VMS). Melibat 2000 pekerja selama konstruksi, proyek itu berkontribusi pada penyerapan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Kota Makassar.


Selain itu, PT Makassar Metro Network (MMN) telah merestorasi kondisi Jalan Arteri A. P. Pettarani terdiri dari pekerjaan pengaspalan, pembersihan drainase, pembangunan pedestrian, pemasangan lampu penerangan, pemasangan rambu, pekerjaan marka, penyediaan lajur sepeda, dan lajur hijau. Nantinya, kondisi Jalan A. P. Pettarani lebih ramah pejalan kaki dan pengendara sepeda. (Rizki)