EmitenNews.com -Dalam rangka perlindungan Investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).

pada perdagangan kemarin, Kamis (21/12) saham IRRA turun 12,64 persen atau 110 poin ke level 760 per saham dari penutupan sebelumnya di 865. Namun, dalam 5 hari bursa, saham IRRA telah menguat 40,74 persen atau 220 poin dari harga 540 di pekan lalu.

Sedangkan harga tertinggi pekan ini terjadi pada 1.030 pada perdagangan Rabu 20 Desember 2023.

Sedangkan saham pada perdagangan kemarin turun 1,90 persen atau 150 poin ke level 7.750 per saham dari penutupan sebelumnya di 7.925 per saham.

Enam bulan terakhir saham TCPI menguat 12,32 persen atau 850 poin dari 6.900 pada perdagangan Kamis 22 Juni 2023.

Harga saham tertinggi TCPI tertinggi di tahun 2023 terjadi pada Senin 18 September 2023 di level 9.750 per saham.

Mengutip pengumuman BEI, Jumat (22/12/2023). Disebutkan, pengumuman unusual market activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. 

Informasi terakhir mengenai TCPI adalah informasi tanggal 12 Desember 2023 yang dipublikasikan melalui website Bursa tentang laporan hasil public expose - tahunan. Sedangkan IRRA pada tanggal 19 Desember 2023, tentang laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.

Sehubungan dengan itu, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono menesakan, sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham IRRA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. 

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa. Mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya. Mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.