EmitenNews.com - PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) bakal menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan senilai Rp5 triliun. Surat utang itu, bagian dari obligasi berkelanjutan I dengan target Rp15 triliun. Dana hasil obligasi untuk modal kerja, dan kegiatan usaha berwawasan lingkungan.


Obligasi itu akan diterbitkan dalam tiga seri. Seri A berdurasi 370 hari senilai Rp2,5 triliun dengan bunga 3,70 persen per tahun. Seri B berjangka tiga tahun sebesar Rp2 triliun dengan kupon 5,75 persen per tahun. Dan, seri C berjangka 5 tahun sebesar Rp500 miliar dengan tingkat suku bunga 6,45 persen per tahun. 


Bunga obligasi berwawasan lingkungan dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi. Di mana, bunga pertama akan dibayarkan pada 20 Oktober 2022. Sedang bunga terakhir sekaligus jatuh tempo akan dibayar pada 30 Juli 2023 untuk seri A, tanggal 20 Juli 2025 untuk seri B, dan tanggal 20 Juli 2027 untuk obligasi berwawasan lingkungan seri C. Pelunasan obligasi berwawasan lingkungan dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo. 


Jadwal green bond sebagai berikut. Masa penawaran umum pada 14-15 Juli 2022. Tanggal penjatahan pada 18 Juli 2022. Tanggal pengembalian uang pemesanan pada 20 Juli 2022. Tanggal distribusi obligasi secara elektronik pada 20 juli 2022. Dan, tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Juli 2021.   


Obligasi mengantongi rating idAAA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai pelaksana emisi obligasi Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas. Dan, Bank Negara Indonesia beroperasi sebagai wali amanat. Sedang penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian. 


Perseroan telah mengidentifikasi tiga jenis proyek dianggap memenuhi syarat untuk dibiayai kembali di bawah kerangka proyek, dan telah memberikan gambaran transparan tentang sektor proyek, nilai, dampak diharapkan, risiko lingkungan, dan sosial teridentifikasi. 


Proyek-proyek itu, termasuk dalam kategori proyek ditentukan, dan diharap memberikan pengurangan emisi bersih, dan dampak lingkungan positif. Namun demikian, sistem manajemen lingkungan dan sosial alias Environmental and Social Management System (ESMS) ditetapkan masih umum. Perseroan tidak mengusulkan proyek tambahan untuk pembiayaan kembali di luar kerangka kerja, dan akan fokus pada proyek-proyek baru bergerak maju. (*)