EmitenNews.com - Mayoritas indeks saham di Asia Jumat (4/3) sore ditutup melemah dengan Hang Seng dan Nikkei 225 jatuh lebih dari 2%.


Berbeda dengan bursa saham tetangganya, di Tanah Air indeks saham gabungan, IHSG justru menguat +59.926 poin atau +0.87% ke level 6.928.


Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, menyebut penurunan indek saham Asia dipicu rasa takut investor akan makin memburuknya situasi di Ukraina. Ini setelah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di Eropa milik Ukraina di Zaporizhzhia dihujani tembakan rudal oleh militer Rusia.


Sentimen negatif lainnya, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) hari ini mengatakan membekukan aktivitasnya yang berhubungan dengan Rusia dan Belarusia demi kepentingan terbaik bagi AIIB.


Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pihaknya khawatir keadaan akan semakin memburuk setelah berbicara melalui telepon selama 90 menit dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang bermaksud mengganti Pemerintah di Ukraina.


"Dari sisi makroekonomi, investor mencerna data inflasi Korea Selatan yang naik 3.7% Y/Y, turun tipis dari laju inflasi di bulan Januari, 3.6% Y/Y dan sedikit di bawah rekor tertinggi dalam satu dekade 3.8% Y/Y yang tercatat pada bulan November 2021," kata Dustin.


Dengan demikian, inflasi sudah berada di atas target 2% bank sentral Korea selatan (BOK) selama 11 bulan beruntun, sehingga menambah tekanan atas BOK untuk segera menaikkan suku bunga acuan di tengah lonjakan harga minyak mentah akibat konflik Rusia – Ukraina.


Inflasi di Thailand juga naik menjadi 5.28% Y/Y di bulan Februari, tertinggi sejak September 2008 dan jauh di atas target bank sentral Thailand, Bank Of Thailand (BOT) yang berada di kisaran 1% hingga 3%.


Dari AS, investor mengantisipasi rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls atau NFP) malam nanti yang diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan perekrutan pegawai yang kuat seiring dengan surutnya gelombang penularan virus Covid-19 di AS. NFP diramalkan akan bertambah 400,000 bulan lalu menyusul kenaikan 467,000 di bulan Januari.


Namun data NFP juga berpotensi keluar mengecewakan setelah rilis data ISM Non-Manufacturing Index kemarin memperlihatkan jumlah pekerja di sektor Jasa (Services) untuk pertama kali sejak Juni 2021 mengalami kontraksi bulan lalu.


Awal minggu ini data ISM Manufacturing Index juga memberi indikasi bahwa pertumbuhan jumlah pekerja d sektor Manufaktur AS semakin melambat bulan lalu.


Tingkat Pengangguran di prediksi turun menjadi 3.9% dari 4.0% dan Rata-rata Upah Per Jam (Average Hourly Earnings) di yakini tumbuh 0.5% M/M (+5.8% Y/Y) setelah naik 0.7% M/M (+5.7% Y/Y) pada bulan Januari.


Statistik
IHSG: 6,928.328 | +59.926 poin |(+0.87%)
Volume (Shares) : 27.070 Billion
Total Value (IDR) : 21.633 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,769.911 Trillion
Foreign Net Buy (RG): IDR 1.90 Trillion
Saham naik : 202
Saham turun : 345


Sektor Penguatan Terbesar
Industrial : +2.49%
Kesehatan : +1.13%
Barang Baku : +0.71%


Top Gainers:
DSSA : 54,400| +7200| +15.25%
BYAN : 41,725| +2775| +7.12%
UNTR : 27,075| +1550| +6.07%
ITMG : 29,225| +1100| +3.91%
HRUM : 12,600| +1000| +8.62%


Top Losers:
GGRM : 31,350| -650 | -2.03%
FASW : 6,875 | -500 | -6.78%
NFCX : 6,225 | -450 | -6.74%
LPGI : 7,850 | -400 | -4.85%
PANI : 4,890 | -360 | -6.86%.(fj)