EmitenNews.com - Habco Trans Maritima (HATM) mendapat dana segar Rp150 miliar. Fasilitas kredit tersebut meluncur deras dari Bank Central Asia (BBCA). Pinjaman tersebut bertenor sepanjang 5 tahun.


Pinjaman itu terdiri dari dua bagian. Pertama berupa kredit investasi untuk refinancing kapal Habco Carina dengan plafon Rp80 miliar. Pinjaman itu, dikenai bunga 7,75 persen per tahun dengan provisi 0,25 persen dipungut kala realisasi. Pinjaman kedua, fasilitas kredit investasi untuk refinancing kapal Habco Pioner senilai Rp70 miliar. Pinajam itu, dilabeli bunga 7,75 persen per tahun dengan provisi 0,25 persen dipungut saat realisasi. 


Pinjaman itu dipenuhi dengan 14 syarat. Misalnya, aktivitas keuangan debitur harus tetap dipusatkan di BCA. Sebelum penandatanganan perjanjian kredit, debitur menyerahkan laporan pendapatan debitur periode Januari-November 2022 yang telah ditandatangani, dan dibubuhkan stempel perusahaan (sesuai dengan data yang sudah diserahkan ke BCA).  


Nilai pinjaman tersebut terhadap ekuitas perseroan berdasar laporan keuangan Interim per periode 30 September 2022 sebesar 23,05 persen. Oleh karena itu, transaksi tersebut tidak perlu mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham. ”Meski begitu, perseroan telah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris,” tulis Antonius Limbong, Corporate Secretary Habco Trans Maritima.


Mengenai perjanjian kredit itu, perseroan menjaminkan kapal sebagai agunan sebesar Rp187,5 miliar. Selanjutnya, fasilitas kredit diperoleh perseroan akan digunakan seluruhnya untuk membeli armada kapal bulk carrier baru dari pihak ketiga bukan pihak afiliasi.


Saat ini, seluruh armada kapal perseroan tengah beroperasi dengan kapasitas penuh. Di mana, perseroan terpaksa harus menolak permintaan penyewaan dari calon pelanggan karena jadwal charter sudah padat. Oleh karena itu, kebutuhan akan tambahan armada sangat mendesak untuk mengakomodir permintaan pelanggan. Itu alasan perseroan menyasar pendanaan dari Bank BCA untuk fasilitas kredit, dan meningkatkan kinerja keuangan.


Perseroan menyadari penuh risiko yang mungkin timbul dikemudian hari. Apbila terjadi gagal bayar kepada pihak bank dikemudian hari, 2 unit kapal Bulk Carrier milik perseroan yang telah dijaminkan berpotensi untuk dijual kepada pihak lain, dan digunakan untuk melunasi sisa pokok pinjaman & bunga yang belum terbayar. 


Dampak fasilitas tersebut terhadap kondisi keuangan yaitu liabilitas perseroan meningkat Rp150 miliar, dan Debt to Equity Ratio (DER) juga meningkat 0,26x. Itu dengan asumsi dari figur laporan keuangan interim per 30 September 2022 (unaudited). ”Tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum atau kelangsungan usaha perseroan, imbuhnya. (*)