Stabil, Pefindo Labeli Bank BJB (BJBR) Peringkat idAA
KETERANGAN - Pengurus Bank BJB ketika memberi keterangan pers kepada juru media. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) dengan idAA. Itu juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I/2017 masih beredar. Pefindo juga menetapkan peringkat obligasi subordinasi berkelanjutan masih beredar dengan idA+.
Peringkat obligasi subordinasi itu, berada dua tingkat di bawah peringkat bank bjb. Pasalnya, ada risiko obligasi subordinasi dapat dihapusbukukan pada kondisi non-viability. Itu sesuai POJK 34/POJK.03/2016. Prospek peringkat perusahaan stabil. Peringkat perusahaan mencerminkan posisi bank bjb sangat kuat di pasar captive Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Selain itu, kualitas aset kuat, dan permodalan sangat kuat. Peringkat tersebut dibatasi persaingan ketat di luar pasar captive. Peringkat dapat dinaikkan kalau bank bjb mampu memperkuat profil bisnis secara substansial, dan berkesinambungan, harus disertai dengan peningkatan profil keuangan signifikan.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika profil bisnis bank bjb mengalami penurunan signifikan, dan terus-menerus, dapat diakibatkan oleh hilangnya kehadiran di pasar atau melemahnya kualitas dari pasar captive. Tekanan untuk penurunan peringkat juga dapat dari pelemahan signifikan profil keuangan secara keseluruhan.
Berdiri pada 1961, bank bjb merupakan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten. Pada akhir Desember 2023, pemerintahan provinsi, kota, dan kabupaten Jawa Barat dan Banten mengempit 75,55 persen saham bank bjb, dan sisanya 24,45 persen dimiliki publik. (*)
Related News
Tumbuh 195 Persen, Laba Charoen (CPIN) Maret 2024 Sentuh Rp711 Miliar
Penjualan Susut, Laba FILM Maret 2024 Menanjak 59 Persen
Surplus 37 Persen, ADMR Maret 2024 Kemas Laba USD116 Juta
Meroket 678 Persen, Kuartal I-2024 CNMA Raup Laba Rp141 Miliar
Catat! Ini Jadwal Dividen XL Axiata (EXCL) Rp48,6 per Lembar
Laba Melejit 159 Persen, Maret 2024 BWPT Defisit Rp4,28 Triliun