"Setelah menerapkan teknologi AMI, ada dua manfaat mendasar dari penerapan AMI tersebut. Yaitu berkurangnya tunggakan penagihan serta berkurangnya pencurian listrik. Manfaat lainnya adalah operasional yang lebih efektif dan efisien," terangnya.


Sepengetahuan Hilman, saat ini PLN sudah merencanakan penerapan AMI secara bertahap jika masih ada banyak keluhan pelanggan terkait transparansi. Kurang lebih ada 77 juta pelanggan saat ini yang perlu diganti alat ukur nya dengan sistem AMI. Tentu bukan hal yang mudah dan cepat bisa dilakukan oleh PLN.


PLN sudah mempunyai roadmap untuk AMI hingga 2030. Namun masih ada beberapa permasalahan teknis dan operasional yang perlu diselesaikan. Menurut info yang didapat Hilman dari Webinar yang dia hadiri, PLN sudah mencoba dalam jumlah terbatas sebelum melakukan roll out.


"Kita berharap PLN segera dapat menyelesaikan dengan baik, mengingat sudah menjadi urgensi buat Indonesia untuk bertransformasi ke era digital dalam pengelolaan energy yg lebih transparan dan lebih baik. Khususnya era mobil listrik dan green energy saat ini. Bila diperlukan, Miota bisa sharing dan berkontribusi untuk mendukung program PLN," ujar eksekutif yang hobi bersepeda ini.


Ditegaskan, Miota berkomitmen dalam mengembangkan IoT seiring dengan pentingnya transparansi bagi seluruh pelaku usaha, baik pemerintah maupun swasta. Melalui teknologi IoT, Miota bisa membantu untuk meningkatkan performa usaha. Masyarakat dapat memberikan feed back dan juga bisa mengetahui kinerja Miota dengan berkunjung atau melalui akun media yang disediakan.(fj)