EmitenNews.com - Astra International (ASII) tiga bulan pertama 2023 meraup laba bersih Rp8,71 triliun. Melejit 27 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp6,85 triliun. Alhasil, laba per saham dasar menjadi Rp215 dari episode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp169 per eksemplar.


Lompatan laba itu ditopang pendapatan bersih Rp82,98 triliun, surplus 15 persen dari edisi sama 2022 sebesar Rp71,87 triliun. Beban pokok pendapatan Rp65,26 triliun, bengkak 16 persen dari edisi sama 2022 sebesar Rp56,13 triliun. Laba kotor Rp17,71 triliun, menanjak 12 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp15,73 triliun. 


Beban penjualan Rp2,85 triliun, turun dari Rp2,92 triliun. Beban umum dan administrasi Rp4,07 triliun, bengkak dari Rp3,67 triliun. Penghasilan bunga Rp762 miliar, naik dari Rp633 miliar. Biaya keuangan Rp534 miliar naik dari Rp509 miliar. Kerugian selisih kurs Rp151 miliar bengkak dari Rp7 miliar. Penyesuaian nilai wajar investasi PT GoTo (GOTO) dan Medikaloka Hermina (HEAL) Rp117 miliar dari sebelumnya nihil. 


Lain-lain Rp46 miliar naik dari Rp42 miliar. Penghasilan lain-lain bersih Rp662 miliar melesat dari Rp319 miliar. Bagian atas hasil bersih ventura bersama Rp1,96 triliun, menanjak dari Rp1,25 triliun. Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi Rp514 miliar turun dari Rp570 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp14,16 triliun, tumbuh 23 persen dari edisi sama 2022 sebesar Rp11,45 triliun. 


Laba periode berjalan Rp11,59 triliun, menanjak 25 persen dari edisi sama 2022 senilai Rp9,27 triliun. Jumlah ekuitas Rp251,59 triliun, melejit dari akhir 2022 sebesar Rp243,72 triliun. Total liabilitas Rp181,40 triliun, naik dari akhir 2022 sejumlah Rp169,57 triliun. Jumlah aset Rp432,99 triliun, surplus dari periode akhir 2022 senilai Rp413,29 triliun. (*)