Tambah Kepemilikan, Kini Direktur Ini Kuasai 0,00928 Persen Saham BJBR
Ilustrasi pelayanan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR). dok. bjb.
EmitenNews.com - Direktur Komersial PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), Nancy Adistyasari menambah porsi kepemilikan sahamnya pada 22 April 2024. Setelah pembelian itu, sang direktur kini menguasai saham bjb sebesar 0,00928%.
Dalam keterangannya Kamis (25/4/2024), Corporate Secretary BJBR, Widi Hartoto menyampaikan bahwa Nancy Adistyasari telah membeli sebanyak 261.216 lembar saham BJBR di harga Rp1.213,85 per saham.
"Tujuan transaksi adalah untuk Investasi dengan kepemilikan saham tidak langsung," tutur Widi Hartoto.
Setelah aksi pembelian itu, kepemilikan saham Nancy Adistyasari di BJBR bertambah menjadi 976.859 lembar saham. Itu berarti setara dengan 0,00928% dibandingkan sebelumnya sebanyak 715.643 lembar saham setara dengan 0,0068%.
Sebelumnya, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan kembali peringkat Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) dengan idAA. Itu juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I/2017 masih beredar. Pefindo juga menetapkan peringkat obligasi subordinasi berkelanjutan masih beredar dengan idA+.
Penting dicatat, peringkat obligasi subordinasi itu, berada dua tingkat di bawah peringkat bank bjb. Pasalnya, ada risiko obligasi subordinasi dapat dihapusbukukan pada kondisi non-viability. Itu sesuai POJK 34/POJK.03/2016.
Prospek peringkat perusahaan stabil. Peringkat perusahaan mencerminkan posisi bank bjb sangat kuat di pasar captive Provinsi Jawa Barat dan Banten.
Selain itu, kualitas aset kuat, dan permodalan sangat kuat. Peringkat tersebut dibatasi persaingan ketat di luar pasar captive. Peringkat dapat dinaikkan kalau bank bjb mampu memperkuat profil bisnis secara substansial, dan berkesinambungan, harus disertai dengan peningkatan profil keuangan signifikan.
Sebaliknya, peringkat dapat diturunkan jika profil bisnis bank bjb mengalami penurunan signifikan, dan terus-menerus, dapat diakibatkan oleh hilangnya kehadiran di pasar atau melemahnya kualitas dari pasar captive. Tekanan untuk penurunan peringkat juga dapat dari pelemahan signifikan profil keuangan secara keseluruhan. ***
Related News
Pendapatan Turun, Maret 2024 Rugi BUVA Bengkak 747 Persen
Periksa! Ini Jadwal Dividen Garudafood (GOOD) Rp331 Miliar
Tumbuh 195 Persen, Laba Charoen (CPIN) Maret 2024 Sentuh Rp711 Miliar
Penjualan Susut, Laba FILM Maret 2024 Menanjak 59 Persen
Surplus 37 Persen, ADMR Maret 2024 Kemas Laba USD116 Juta
Meroket 678 Persen, Kuartal I-2024 CNMA Raup Laba Rp141 Miliar