EmitenNews.com - Begini cara Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengupayakan Indonesia menjadi negara maju. Mantan Kepala Staf Presiden itu, menargetkan 1 juta wirausaha baru lahir di tahun 2024 sebagai salah satu upaya Indonesia menjadi negara maju. Indonesia perlu kaum muda berpendidikan yang terjun ke dunia bisnis, menjadi pengusaha andal.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (7/4/2023), Menkop Teten Masduki mengatakan, upaya mencetak 1 juta wirausaha baru dan meningkatkan rasio kewirausahaan hingga 3,95 persen di tahun 2024 itu dimulai dari Entrepreneur Hub Jakarta. Kegiatan itu diinisiasi Kemenkop UKM bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta, Komunitas Tangan Di Atas, sejumlah perguruan tinggi di hingga sektor swasta lain di antaranya BTPN, PVG, Rumah Zakat Indonesia. 

 

Saat acara Kick Off Entrepreneur Hub Jakarta, di Jakarta, Rabu (5/4/2024), Menteri teten Masduki mengungkapkan, pihak ingin melahirkan anak muda berpendidikan tinggi menggeluti dunia bisnis. Menurutnya penting mendorong anak muda yang educated developed masuk ke bisnis.

 

“Supaya para pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia. Oleh karena itu, kita punya target 1 juta entrepreneur baru lewat program kewirusahaan,” kata Teten Masduki.

 

Indonesia perlu menyiapkan entrepreneur andal. Pasalnya, menurut Teten Masduki, dari jumlah UMKM yang cukup banyak mencapai 64 juta, sebagian besar masih berskala usaha mikro atau ekonomi subsisten. Ia mengatakan, yang perlu disiapkan betul-betul adalah keinginan menjadi entrepreneur. Di negara maju rasio kewirausahaannya mencapai 10 hingga 12 persen. 

 

“Indonesia harus mampu melahirkan anak muda berpendidikan tinggi yang masuk dunia bisnis, mendorong anak muda atau educated people berbisnis, supaya pengusaha kita bisa bersaing di kancah dunia,” ujar Teten Masduki. 

 

Teten Masduki mengakui masih ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan kerja keras untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju. Misalnya ekosistem yang terhubung ke digital agar para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan. 

 

UMKM juga perlu terhubung ke rantai pasok industri, menjadi pemasok komponen bahan baku, serta barang jadi. Dengan begitu UMKM tidak terpinggirkan dan tetap menjadi rantai pasok industri serta bagian dari industrialisasi. Saat ini baru sekitar 7 persen UMKM yang masuk rantai pasok industri. 

 

Untuk itu, ekosistemnya perlu didorong dengan pembentukan KUR Klaster yang terhubung ke ekosistem digital ke rantai pasok. Dengan begitu akan memudahkan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada UMKM. Termasuk di dalamnya  mendorong konsolidasi usaha-usaha kecil ke koperasi.