EmitenNews.com - PT Bukit Asam (PTBA), meneken nota kesepahaman (MoU) dengan PT Industri Kereta Api (INKA). Kerja sama itu, dilakukan untuk mengembangkan kendaraan tambang berbasis listrik. Itu juga bentuk sinergi BUMN untuk mendukung pemerintah mendorong target Net Zero Emission pada 2060. 


Sinergi itu, juga salah satu langkah konkrit perseroan mewujudkan komitmen perusahaan dalam dekarbonisasi. Sesuai visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi, dan kimia kelas dunia peduli lingkungan. Teken MoU itu, akan dilanjutkan dengan pembentukan tim, dan penyusunan kajian bersama secara komprehensif. Itu sehubungan dengan pengembangan kendaraan tambang berbasis listrik ramah lingkungan. 


Direktur Utama PT Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen pemerintah Indonesia menuju net zero emission pada 2060, perusahaan BUMN memiliki peluang berkontribusi optimal mewujudkan komitmen tersebut. 


Salah satunya dengan mengarahkan kendaraan operasional pertambangan untuk beralih ke listrik. Itu peluang bagi perseroan untuk mengembangkan, daripada harus membeli atau impor. ”Jadi, semaksimal mungkin bisa kurangi impor,” tutur Suryo Eko. 


Ia berharap penandatanganan itu bisa segera ditindaklanjuti ke tahap berikutnya, sehingga pada akhir 2022 sudah ada prototipe kendaraan yang bisa dikembangkan. Kerja sama itu, didasari keahlian masing-masing perusahaan. ”Kami berkolaborasi dengan dasar INKA sebagai pembuat kendaraan berbasis listrik. PTBA memiliki keahlian sebagai operator tambang, ini bagaimana supaya bisa berhasil sehingga bisa kembangkan kendaraan tambang berbasis listrik,” tegas Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro. 


Saat ini, PTPA memiliki serangkaian program untuk menekan emisi karbon, antara lain yaitu mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco-Mechanized Mining (e-MM). Mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik.


Melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara, dan mengganti bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC ramah lingkungan, dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR).


Wujud komitmen terhadap isu perubahan Iklim juga telah ditunjukkan dengan kerja sama strategis antara PTBA dengan lembaga internasional CDP (Carbon Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan penyusunan Laporan CDP-Climate Change PTBA. (*)