EmitenNews.com - Archi Indonesia (ARCI) sepanjang 2023 menghabiskan biaya eksplorasi USD7,79 juta setara dengan Rp118,6 miliar. Aktivitas eksplorasi periode Januari-Desember 2023 itu, sukses mengebor 205 titik inti dengan tingkat kedalaman 45.830,3 meter.

Kegiatan eksplorasi dilakukan melalui anak usaha yaitu Meares Soputan Mining (MSM), dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN). Archi, pemilik Tambang Emas Toka Tindung, tambang pure-play emas (pure-play gold producer) terletak kurang lebih 35 km arah timur laut Ibu Kota Manado, Sulawesi Utara. 

Tambang Emas Toka Tindung terdiri dari dua Kontrak Karya (KK) jangka panjang. Meliputi wilayah total seluas 39.817 hektare (ha) terbentang di Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kontrak Karya-Kontrak Karya itu, berlaku sampai 2041, dan dipegang MSM dan TTN. 

Sesuai perubahan undang-undang pertambangan, MSM dan TTN mendapat jaminan perpanjangan kontrak karya dua kali lagi dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), masing-masing perpanjangan untuk jangka waktu maksimum selama 10 tahun.

Kegiatan eksplorasi melalui MSM dan TTN periode Januari-Desember 2023 fokus pemetaan area Greenfield, dan pemetaan semi detail hingga detail area Brownfield Proyek Western Corridor. Pemetaan semi detail dan geofisika CSAMT juga dilakukan di area Brownfield Proyek Koridor Timur. 

Kegiatan pengeboran eksplorasi, dan pengeboran definisi sumber daya emas proyek koridor Barat, dan juga pengeboran eksplorasi proyek koridor Timur detailnya sebagai berikut. Biaya kegiatan eksplorasi Januari 2023 sebesar USD634.084 atau setara Rp9,5 miliar. Biaya eksplorasi periode Februari 2023 senilai USD529.113 atau sekitar Rp8,1 miliar.

Biaya kegiatan eksplorasi Maret 2023 sebesar USD693.085 atau setara Rp10,4 miliar. Biaya eksplorasi April 2023 sebesar USD754.416 atau Rp11,1 miliar. Biaya eksplorasi Mei 2023 sebesar USD732.189 atau sekitar Rp11,0 miliar. Biaya eksplorasi periode Juni 2023 sebesar USD666.046 atau sekitar Rp10,0 miliar. Biaya eksplorasi Juli 2023 sebesar USD543.955 atau setara Rp8,2 miliar.

Biaya eksplorasi periode Agustus 2023 sebesar USD526.095 atau Rp8,0 miliar. Biaya eksplorasi September 2023 sebesar USD617.293 atau sekitar Rp9,6 miliar. Biaya eksplorasi Oktober 2023 sebesar USD645.875 atau Rp10,3 miliar. Biaya kegiatan eksplorasi November 2023 sebesar USD666.448 atau Rp10,3 miliar. Biaya eksplorasi Desember 2023 sebesar USD790.374 atau setara Rp12,2 miliar.

Sedang perincian kegiatan pengeboran periode Januari-Desember 2023 sebagai berikut. Periode Januari 2023, ARCI mengebor inti sekitar 26 titik bor dengan total kedalaman 5.508,6 meter. Pada Februari 2023, mengebor 42 titik bor dengan total kedalaman 4.561,3 meter. Pada Maret 2023, mengebor 11 titik dengan total kedalaman 2.581,1 meter. Periode April 2023, mengebor sekitar 11 titik dengan total kedalaman sekitar 2.851,6 meter.

Periode Mei 2023, mengebor 16 titik dengan total kedalaman 3.991,6 meter. Periode Juni 2023, mengebor sekitar 10 titik dengan total kedalaman sekitar 2.140,0 meter. Periode Juli 2023, mengebor sekitar 16 titik dengan total kedalaman 3.762,4 meter. Pada Agustus 2023, mengebor sekitar 12 titik dengan total kedalaman sekitar 3.208,2 meter.

Pada periode September 2023, mengebor sekitar 13 titik bor dengan total kedalaman sekitar 3.607,2 meter. Pada Oktober 2023, mengebor sekitar 15 titik dengan total kedalaman sekitar 4.497,0 meter. Periode November 2023, mengebor sekitar 15 titik dengan total kedalaman sekitar 3.859,2 meter. Pada periode Desember 2023, mengebor sekitar 18 titik dengan total kedalaman sekitar 5.262,1 meter. 

Dengan begitu, total kegiatan pengeboran periode Januari 2023 hingga Desember 2023 sebanyak 205 titik bor inti dengan total kedalaman 45.830,3 meter. Kegiatan pengeboran sumber daya emas, dan eksplorasi menggunakan metode pengeboran diamond drilling (DD), dan reverse circulation (RC) diselesaikan melalui perjanjian/kontrak dengan PT Maxidrill Indonesia. (*)