EmitenNews.com—Saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) yang dicatatkan di Papan Akselerasi kembali terperosok ke level terendah pasca pencatatan perdana saham pada 10 Maret 2022. Hingga penutupan Sesi I perdagangan hari ini, NANO berada di level 35.


Pada perdagangan di sesi pertama kemarin, NANO sempat bermain di zona hijau, meski akhirnya melanjutkan tren menurun dan ditutup pada level 35. Level ini sekaligus menjadi posisi terendah sejak IPO atau mengalami penurunan sebesar 65 persen dari harga penawaran umum perdana saham senilai Rp100 per lembar.


Sepanjang perdagangan kemarin, jumlah frekuensi transaksi NANO tercatat mencapai 4.071 kali, volume transaksi sebanyak 626,49 juta dan nilai transaksi sebesar Rp21,72 miliar. Saat ini market cap NANO tercatat senilai Rp149,98 miliar, karena total saham yang terdaftar sebanyak 4.285.000.000 lembar, yang sebanyak 3 miliar lembar merupakan saham pendiri.


Hingga 30 Juni 2022, kepemilikan publik di NANO mencapai 29,99 persen atau setara dengan 12,85 miliar lembar saham. Dengan jumlah kepemilikan yang besar tersebut, investor publik terbilang sangat membantu NANO saat menggalang dana melalui pasar modal, meski saat ini saham harga saham cuma Rp35 per saham.


Padahal, selama sepekan perdagangan sejak pencatatan perdana saham, harga NANO cukup mampu melenggang optimistis di tren kenaikan. Bahkan, harganya sempat menyentuh level tertinggi 193 saat ditransaksikan pada 18 Maret 2022 atau setara dengan kenaikan 93 persen dari harga IPO.


Dengan harga IPO NANO senilai Rp100 per saham, maka melalui aksi korporasi ini perseroan mampu meraup dana masyarakat mencapai Rp128,5 miliar.


Sebelumnya, manajemen NANO dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek menyampaikan, dana hasil IPO ---setelah dikurangi biaya-biaya emisi--- sebesar Rp16,39 miliar akan digunakan oleh NANO sebagai belanja modal (capex) berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi berbasis rekayasa material, sedangkan sebesar Rp16,7 miliar untuk capex berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik dan farmasi.


Selanjutnya, sebesar Rp16,22 miliar untuk capex berupa pembelian mesin dan perlengkapan layanan utama NANO, sebesar Rp17,05 miliar untuk capex berupa pembelian mesin dan perlengkapan implementasi teknologi pemanfaatan limbah, senilai Rp3,62 miliar untuk capex berupa pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Sementara itu, sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja.


"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya sekaligus rasa hormat kepada Bursa Efek Indonesia telah memberikan ruang dan kesempatan bagi perusahaan berbasis teknologi skala kecil seperti kami, khususnya teknologi nano yang memiliki penerapan luas untuk bergabung di pasar modal melalui Papan Akselerasi," kata Direktur Utama NANO, Suryandaru usai pencatatan perdana saham NANO di BEI.


Saat itu Suryandaru mengatakan, pencatatan NANO di Papan Akselerasi diharapkan bisa menumbuhkan kinerja keuangan dan kinerja operasional perseroan. "Kami menjadikan pasar modal sebagai strategi masuk. Ini sejalan dengan slogan BEI, 'Jangan Menunggu Besar untuk IPO, tetapi Jadilah Besar dengan IPO'," kata Suryandaru.