EmitenNews.com—PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom dan Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/ CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel.

 

Terkait pemisahan usaha IndiHome dari Telkom, Telkomsel akan mengeluarkan sejumlah saham baru bagi Telkom. Nilai IndiHome saat ini mencapai Rp 58,3 triliun atau setara USD 5,1 miliar. Angka ini 50 persen lebih tinggi dari ekuitas Telkom, jika digabungkan dengan perjanjian komersial lainnya antara Telkom dan Telkomsel.

 

Dengan begitu, transaksi ini dikategorikan sebagai transaksi material yang memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen Telkom.

 

Isu tersebut menyengat para investor untuk mengakumulasi saham TLKM di akhir pekan lalu. Saham BUMN ini menguat 2,41 persen atau 100 point ke level 4250 per saham dibandingkan harga penutupan sebelumnya di 4150.

 

Saham Telkom (TLKM) ditransaksikan sebanyak 17.620 kali, dengan nilai mencapai Rp556,13 miliar dan jumlah saham diperebutkan sebanyak 131,33 juga lembar.

 

Bersamaan dengan merger Telkomsel dan IndiHome ini, Singtel sepakat untuk menggunakan haknya untuk mengambil 0,5 persen saham baru di Telkomsel dengan nilai Rp 2,7 triliun atau setara USD 236 juta dalam bentuk tunai.

 

Hal ini menjadikan kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1 persen, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69,9 persen.

 

Dengan strategi yang melibatkan IndiHome dan Telkomsel ini, Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel. Sementara, fokus operasional Telkom adalah Business to Business (B2B).

 

Inisiatif FMC diharapkan dapat memperkuat posisi TelkomGroup sebagai perusahaan telekomunikasi terintegrasi untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan menciptakan sinergi melalui jaringan pelanggan yang luas.