EmitenNews.com - PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) memamerkan komitmen ekspansi di sektor waste management dan electric vehicle (EV), seiring strategi diversifikasi menuju bisnis renewables energy. Perseroan memaparkan progres pengembangan usaha tersebut pada Public Expose LIVE 2025 yang dihelat Jumat (12/9).

Direktur TOBA Juli Oktarina menjelaskan, tahun ini perusahaan telah merampungkan 100% saham Sembcorp Environment Pte. Ltd. yang mana nilainya tertakar sebanyak SGD405 juta, setara dengan sekitar Rp4,77 triliun, menggunakan kurs 11.946 per dolar Singapura, yang kini direbrand menjadi SembEnviro. Dengan dicaploknya entitas tersebut, TOBA kini mengoperasikan tiga unit usaha waste management.

“Untuk pengembangan kita akan fokus mengintegrasi dan melanjutkan pengembangan dari masing-masing unit usaha yang sudah kita miliki, sambil mengevaluasi peluang pertumbuhan tambahan, baik organik maupun inorganik,” ungkap sang Direktur.

Selain itu, TOBA menegaskan bahwa sebelum akuisisi Sembcorp Environment, perseroan telah lebih dulu masuk bisnis pengelolaan sampah di Indonesia melalui ARAH Environmental GroupMyang mengoperasikan sekitar 50 truk dengan volume pengelolaan lebih dari 10 ribu ton sampah per tahun.

Fokus utama diarahkan pada pengelolaan sampah medis dan industri, yang dipandang memiliki prospek bagus guna bahan bakar utama operasional Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Perseroan menyoroti peluang waste-to-energy sejalan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No. 35 Tahun 2018 terkait percepatan implementasi program pengolahan sampah menjadi energi di Indonesia.

“Segmen ini sudah kami evaluasi sejak 2018, dan hingga kini kami terus memantau peluang, baik dari proyek baru PLN maupun akuisisi pembangkit existing. Untuk financing, opsi yang tersedia fleksibel, bisa melalui debt financing maupun equity financing, dengan fokus menjaga cost of capital,” jelas Juli.

Untuk bisnis electric vehicle, TOBA melalui anak usaha Electrum telah menjalin kerja sama dengan Grab dan Gojek, serta memperluas layanan ke klien logistik B2B (Business-to Business). “Saat ini fokus kami masih di Jabodetabek, karena basis pengemudi di wilayah ini sudah sangat besar, mendekati 1 juta. Namun, kami terbuka untuk ekspansi ke luar Jabodetabek maupun ke luar negeri di masa depan,” tambahnya.

Dari sisi kinerja keuangan, SVP Corporate Finance & Investor Relations TOBA Mirza Hippy mencatatkan pendapatan USD172 juta pada semester I-2025. Manajemen menargetkan angka tersebut dapat berlipat ganda pada akhir tahun, seiring kontribusi dari akuisisi waste management di Singapura.

Namun, perseroan juga mengantisipasi adanya kerugian akuntansi akibat divestasi non-cash sebesar Rp96 juta. “Secara bottom line tahun ini kemungkinan kami akan membukukan kerugian, namun sifatnya satu kali dan sudah selesai transaksinya,” kata Mirza. TOBA menutup sesi paparan dengan optimisme.

Meskipun harga batu bara global cenderung melemah, perseroan terlihat banting setir menangkap sinyal pemulihan melalui ragam bisnis baru, Renewables Energy. “Kami yakin kontribusi bisnis baru di waste management akan semakin terlihat pada akhir 2025, sekaligus memperkuat strategi transisi energi jangka panjang perseroan,” tutup Mirza.