EmitenNews.com - Produsen cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen, PT Mark Dynamics Indonesia (MARK) mencatat laba Rp144,19 miliar. Meningkat 63,85 persen dibanding periode sama 2019 sebesar Rp88,00 miliar. 


Peningkatan laba bersih itu, berkat penetrasi pasar baru,  strategi produksi mencapai efisiensi, dan peningkatan kualitas produk. ”Gaya hidup baru mementingkan kesehatan mendongkrak penjualan sarung tangan. Cetakan sarung tangan berperan penting dalam produksi,” tutur Presiden Direktur MARK Ridwan Goh, di Jakarta, Rabu (31/3). 


Perseroan mencetak penjualan tertinggi sepanjang masa dengan membukukan Rp565,4 miliar. Meroket 56,39 persen dari edisi sama 2019 sebesar Rp361,54 miliar. Itu terlihat dari sukses perseroan menjaga margin laba kotor 42 persen senilai Rp236,79 miliar. 


Volume produksi meningkat 22 persen menjadi 8,8 juta pieces dibanding 2019 dengan 7,2 juta pieces. Kenaikan permintaan cetakan sarung tangan itu, otomatis mendorong kinerja perseroan lebih positif. MARK penguasa pasar global untuk cetakan sarung tangan. 


Market shares Mark mencakup 35 persen dengan kapasitas produksi 800 ribu pieces per bulan. Pelanggan setia MARK sejumlah pemain utama produsen sarung tangan pasar internasional, yakni Hartalega, Top Gloves, Kossan, dan Sri Tang. Berkat pandemi, MARK berhasil melebarkan sayap bisnis sampai Tiongkok. Mendapat kepercayaan pemain-pemain besar seperti Intco, Zhong Hong Pu Lin, dan BlueSail. 


Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (Margma) meyakini permintaan sarung tangan tingkat global tumbuh 50 persen dibanding prediksi sebelumnya secara global sekitar 300 miliar pieces. Namun, berkat pandemi Covid-19, permintaan menjadi 420 miliar pieces. 


Itu karena pandemi Covid-19, peningkatan kesadaran pemakaian sarung tangan, dan penerapan protokol kesehatan lebih ketat dibanding sebelumnya. Malaysia tetap memegang pangsa pasar global terbesar yaitu 67 persen. Malaysia menjadi tujuan ekspor terbesar perseroan menyusul Thailand, China, dan Vietnam. Peningkatan permintaan sarung tangan global ini, secara langsung mendorong peluang pertumbuhan MARK pada tahun-tahun berikutnya. 


MARK menjadi tujuan utama produsen sarung tangan dunia, itu menjadi pendorong peningkatan average selling price (ASP) sekitar 15 persen. MARK telah mengantongi kontrak penjualan sekitar USD70 juta untuk pengapalan tahun ini. Produk perseroan laku keras seiring permintaan sarung tangan secara global. Pada kontrak mendatang selain Malaysia, produsen sarung tangan juga dari beberapa negara seperti China, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.


Penjualan MARK selama ini berorientasi pasar ekspor dengan komposisi 77 persen dan pasar domestik 33 persen. Porsi penjualan lokal meningkat menjadi 33 persen karena hasil konsolidasi dengan perusahaan anak baru diakuisisi Juli 2020. Penjualan ekspor MARK terus stabil dengan komposisi ekspor 95 persen dan domestik 5 persen.


Total aset perseroan naik 63,11 persen menjadi Rp719,72 miliar dibanding periode sama 2019 di kisaran Rp441,25 miliar. Aset lancar meningkat 61,96 persen senilai Rp356,87 miliar dibanding edisi sama 2019 di kisaran Rp220,34 miliar. Aset tidak lancar meningkat 64,24 persen senilai Rp362,84 miliar dibanding 2019 di kisaran Rp220,91 miliar.


Posisi ekuitas naik menjadi Rp409.47 miliar, dibanding edisi sama 2019 di level Rp299,02 miliar. Peningkatan ekuitas terjadi menyusul capaian peningkatan saldo laba ditahan Rp315,5 miliar dibanding posisi sama 2019 di level Rp200,39 miliar. (*)