EmitenNews.com - Magna Investama Mandiri (MGNA) tengah melakoni episode negatif. Sepanjang 2021, total ekuitas perseroan defisit Rp51,83 miliar. Menanjak 5,66 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp49,05 miliar. Artinya, ada defisit tambahan sekitar Rp2,7 miliar.


Manajemen Magna mengklaim, lonjakan defisit tersebut menyusul pencatatan rugi bersih edisi 2021 sejumlah Rp2,51 miliar. Untungnya, liabilitas turun 6,14 persen menjadi Rp52,43 miliar dari edisi sama 2020 sebesar Rp55,86 miliar. Itu terjadi karena ada pelunasan utang lain-lain pihak ketiga. 


Total aset drop 1041 persen menjadi Rp596 juta dari periode sama 2020 sejumlah Rp6,8 miliar. Penurunan aset sebagian besar disebabkan adanya pencairan aset lain-lain berupa jaminan atas penjualan aset entitas anak usaha 5 persen dari harga aset senilai Rp120,5 miliar atau Rp6 miliar. Itu dilakukan untuk melunasi sebagian utang entitas usaha, dan penurunan persediaan Rp177 juta. 


Parahnya, periode 2021 Magna tidak mencatat pendapatan akibat entitas usaha telah menghentikan kegiatan operasional. Efeknya, perseroan menanggung rugi Rp2,51 miliar. Melangit 171 persen dari periode sama 2020 dengan rugi bersih Rp926 juta. Rugi membengkak itu, karena kenaikan beban umum, dan administrasi untuk pembayaran jasa profesional. 


Merespons kinerja buruk itu, perseroan melakukan berbagai tindakan. Misalnya, menggelar right issue untuk mengakuisisi entitas usaha bidang pariwisata. Lalu, berencana melepas entitas usaha yaitu Padi Unggul Indonesia. 


Kemudian, berencana melakukan perubahan kegiatan usaha dari industri penggilingan padi dan penyosohan beras menjadi perusahaan bergerak bidang usaha properti komersial, perhotelan dan sarana pendukung lainnya, real estate, dan perusahaan holding. Namun, hingga saat ini rencana aksi korporasi masih dalam proses, dan pemenuhan persyaratan administrasi ke sejumlah lembaga.


Eksekusi sejumlah rencana tersebut dengan berbagai target berikut. Memiliki kegiatan usaha baru dengan pendapatan berkelanjutan relatif stabil. Mengakuisisi perusahaan dengan aset hotel bervariasi. Baik segmen hotel, geografis, dan dioperasikan operator hotel berbeda. Dengan begitu, perseroan memiliki akses luas terhadap diversifikasi produk, dan sasaran segmen pasar. 


Target berikutnya, perusahaan akan memiliki entitas anak, dengan kondisi posisi keuangan sehat dan baik. Dengan demikian, secara langsung maupun tidak langsung akan memperkuat struktur keuangan perusahaan secara konsolidasi. (*)