EmitenNews.com - Perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia; GoTo, langsung menyiapkan rencana besar usai decacorn dan unicorn terbesar di Tanah Air itu melebur dalam Grup GoTo. Seperti diungapkan co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, GoTo berencana untuk melakukan dual listing, mencatatkan sekaligus saham-saham mereka di Bursa Efek Indonesia dan Amerika Serikat.
William Tanuwijaya mengakui jika rencana ini terbilang ambisius. Namun ia optimistis jika hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Apalagi IPO tidak dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap.
"Kami realistis, dual listing ini tidak akan dilakukan berbarengan. Target kami IPO di Indonesia dulu, sebelum akhir tahun ini," ujarnya saat diskusi terbatas dengan media di Ritz Carlton Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Bursa Amerika menjadi pilihan lantaran hampir semua investor dan perusahaan besar berkumpul di negara itu. Selain itu, jika suatu perusahaan ingin go global maka pasar Amerika akan jadi pembuka jalan.
"Lihat saja perusahaan-perusahaan China juga agresif dan mencatatkan sahamnya di bursa AS. Karena mereka ingin mengglobal, tidak cuma bermain di negaranya," lanjut William.
IPO merupakan salah satu mimpi terbesar pasca dua startup unicorn terbesar di Indonesia itu bersatu. Terlebih, ada atau tidaknya merger ini pun IPO jadi suatu target wajib bagi sebuah startup raksasa, karena menjadi jalan balik modal bagi investor yang sudah mengucurkan dananya selama bertahun-tahun.
"Ini mimpi kami yang terpendam lama dan harus berhasil kami wujudkan. Kenapa ini penting? Karena kami benar-benar bermimpi semua mitra kami yang membantu kami besar, tumbuh besar, mitra driver, mitra merchant dan sebenarnya khususnya seluruh pengguna kami masyarakat Indonesia bisa menjadi pemilik perusahaan juga, bisa menjadi pemegang saham kami," tambahnya.
Dengan mergernya Gojek dan Tokopedia total Gross Transaction Value (GTV) atau nilai transaksi GoTo secara grup lebih dari USD22 miliar pada tahun 2020, atau setara dengan Rp312,4 triliun. Jika ditotal, transaksi keduanya lebih dari 1,8 miliar transaksi, dan per Desember 2020 terhitung lebih dari dua juta mitra driver yang terdaftar, lebih dari 11 juta mitra usaha (merchant), lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU). Dan kontribusi gabungan keduanya sebesar 2% dari total PDB Indonesia.(*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit