EmitenNews.com - Bukalapak.com (BUKA) bakal mengubah formulasi penggunaan dana hasil initial public offering (IPO). Itu dilakukan untuk mengakselerasi performa usaha, dan mendongkrak gerak saham perusahaan. Maklum, saham ecommerce itu, jeblok di bawah harga IPO.


Menjajakan maksimal 25,76 miliar lembar, Bukalapak mengempit dana hasil IPO Rp21,9 triliun. Tabulasi dana IPO itu, terbesar dalam industri pasar modal indonesia dengan banderol Rp850 per saham. Ironisnya, gerak saham perusahaan justru menukik menuju level Rp500 per lembar.


Untuk memuluskan impian itu, Bukalapak berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pada Kamis, 23 Desember 2021. Rapat berlangsung pada pukul 10.00 WIB, bertempat di Gedung Metropolitan Tower, Lantai 22 Jalan RA Kartini-TB Simatupang Nomor Kavling 14, Jakarta. 


Lewat rapat itu, perseroan akan meminta persetujuan untuk mengubah alokasi penggunaan dana hasil IPO sebagai berikut. Sebelumnya, dana IPO 66 persen digunakan perseroan untuk modal kerja. Selanjutnya, akan diubah menjadi 33 persen untuk modal. ”Sekitar 34 persen untuk modal kerja entitas anak,” tutur Perdana Arning Saputro, VP Corporate Secretary Bukalapak, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/12).


Selanjutnya, sekitar 15 persen dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia, sekitar 15 persen dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia, sekitar satu persen dialokasikan kepada PT  Buka Investasi Bersama, sekitar satu persen dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia, satu persen untuk Bukalapak Pte.Ltd, dan satu persen untuk Five Jack.  


Sisanya akan digunakan perseroan dan/atau entitas anak (baik sekarang sudah ada atau akan ada) untuk pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak (baik sekarang sudah ada atau akan ada) melalui termasuk namun tidak terbatas pada pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan termasuk dalam perjanjian patungan (joint venture), dan metode transaksi lain sesuai serta pelunasan fasilitas pinjaman untuk pertumbuhan pengembangan baik sekarang ada maupun akan datang.


Kemudian, modal kerja entitas anak (baik sekarang sudah ada atau akan ada) selain sebagaimana telah disebutkan di atas. Selain agenda itu, perseroan juga meminta persetujuan atas pengunduran diri Lau Eng Boon dari kursi dewan komisaris, dan persetujuan atas perubahan susunan dewan komisaris perseroan. (*)