EmitenNews.com -Surat utang PT Hutama Karya bernasib lebih baik daripada obligasi BUMN lainnya yang juga didukung pemerintah - meskipun ada peningkatan  leverage  yang cukup besar.

 

Liabilitas Hutama Karya telah meningkat 1300% sejak 2014, sejak Presiden Indonesia Joko Widodo menjabat dan meluncurkan kampanye peningkatan infrastruktur.

 

Data yang dikumpulkan Bloomberg menunjukkan, nilai obligasi dolar BUMN konstruksi itu, yang akan jatuh tempo tahun 2030 mencapai 92 sen dolar, naik 0,6 sen sejak 31 Maret, meskipun mengumumkan kerugian setahun penuh ketiga berturut-turut.

 

Sementara itu, , surat utang PT Perusahaan Listrik Negara yang akan jatuh tempo pada Februari 2030 naik 0,4 sen. Sebaliknya, surat utang PT Pertamina yang jatuh tempo pada Agustus 2030 turun 0,9 sen per dolar.

 

Ketiga perusahaan tersebut mendapat peringkat Baa2 dari Moody's dan BBB dari Fitch


"Obligasi Hutama Karya bisa bertahan dengan baik karena dukungan pemerintah," kata Albert Budiman, kepala investasi di UOB Asset Management Indonesia di Jakarta, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (15/6).

 

Ketika sesama BUMN konstruksi lainnya, yakni PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya harus berupaya merestrukturisasi utangnya tahun ini, Hutama Karya justru dijadwalkan akan mendapat modal baru.

Itu berarti negara menjamin pembayaran tepat waktu dari semua pokok dan bunga yang harus dibayar, serta dendanya.

 

"Tapi kalau nanti ada pelemahan dukungan pemerintah, itulah risikonya," kata Budiman.