EmitenNews.com—PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) menargetkan meraup pendapatan sebesar Rp565 miliar sepanjang tahun 2022, atau tumbuh 10 persen dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp512 miliar. Dalam gelaran aksi korporasi di pasar modal, perusahaan sawit ini mencari dana segar maksimal Rp375 miliar.


Berdasarkan prospektus yang disampaikan MKTR pada laman e-IPO. Perseroan akan menggunakan dan hasil IPO sekitar 11,67% untuk pelunasan sebagian utang Bank  kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRUS)dimana fasilitas kredit itu bersifat Musyarakah Mutanaqisah dan Murabahah atas nama PT Menthobi Makmur Lestari sebagai entitas usahanya dengan Plafond : Rp580 miliar. Nilai pinjaman per 30 Juni 2022 : Rp357.265.000.018 (Rp357,26 miliar).


Dana IPO akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada BSI sejumlah Rp35 miliar. Dimana pinjaman ini memiliki tingkat suku bunga utang sebesar 9 persen. Adapun tanggal jatuh tempo utang Fasilitas Murabahah - 20 Desember 2024, dan • Fasilitas Musyarakah Mutanaqisah - 20 Desember 2026. Per 30 September 2022 Sisa Pinjaman yang belum dibayarkan Rp.337.777.500.000.


Direktur Utama Menthobi Karyatama Raya, Harry M. Nadir menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan usaha yang dilakukan perseroan sudah terlihat dari konsistensi pertumbuhan pendapatan.


Lebih rinci dijelaskan, pada tahun 2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 154 miliar, dan di tahun 2020 memperoleh pendapatan sebesar Rp 228 miliar. Lalu di tahun 2021, pendapatan MKTR kembali tumbuh secara signifikan, yaitu mencapai Rp 512 miliar.


“Dan sampai dengan Kuartal III 2022 kemarin, pendapatan MKTR sudah tercatat Rp 490 miliar, dari target akhir tahun 2022 yang sebesar Rp565 miliar dengan EBITDA Rp162 miliar,” kata dia dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (21/10/2022).


Menurut Harry, peningkatan pendapatan kedepan akan ditopang oleh pertumbuhan produksi yang didukung oleh profil tanaman yang masih muda yang dimiliki perusahaan.


Kemudian, luas lahan yang belum tertanam akan turut mendukung penanaman baru dan pertumbuhan produksi TBS di masa yang akan datang.


Ia memastikan, perseroan melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak 2,5 miliar lembar saham atau 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor kepada publik.


Harga yang ditawarkan antara Rp 100 per saham hingga Rp 150 per saham. Dari nilai penawaran tersebut, perusahaan menargetkan dapat memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp 375 miliar. “Dana dari IPO diharapkan dapat mendukung rencana pengembangan dan ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan,” kata dia.


Ia juga menegaskan, mayoritas dana IPO atau sebesar 95,01 persen akan digunakan untuk pengembangan usaha dan ekspansi bisnis melalui sejumlah entitas anak usaha yang dimiliki.


Rincianya, pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk yang akan dilakukan melalui PT Menthobi Hijau Lestari (MHL).


Kemudian pembelian sarana transportasi dan alat berat melalui Menthobi Transtitian Raya (MTR), dan pembelian bibit sawit melalui PT Menthobi Agro Raya (MAR).


“Perseroan akan melakukan pembebasan lahan perkebunan dan perluasan lahan tanaman baru seluas 1.200 hektar (Ha) melalui PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL). Melalui MMAL, perseroan juga akan membangun fasilitas water management untuk mendukung perluasan lahan yang dilakukan,” papar dia.


Lebih lanjut ia bilang, dengan meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari MMAL maupun dari pihak ketiga, maka dana IPO juga akan digunakan untuk penyempurnaan pembangunan pabrik kelapa sawit, seperti; perawatan, perbaikan stasiun utama, dan stasiun pendukung beserta sarana penunjangnya. "Sisanya, sekitar 4,99 persen dana IPO sebagai modal kerja," pungkas dia.