EmitenNews.com -  - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) hari ini mengumumkan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun keuangan 2023. Laporan keuangan konsolidasi perusahaan mencatat pendapatan bersih selama 2023 sebesar IDR1.062 miliar dibandingkan dengan IDR1.071 miliar pada tahun 2022, penyesuaian ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran pembelian bus oleh sektor pemerintah, yang diperkirakan akan pulih dalam periode berikutnya.

Total aset meningkat sebesar 62% menjadi IDR1.668 miliar dari IDR1.033 miliar yang sebagian besar disebabkan oleh penerimaan dana hasil penawaran umum perdana kami pada pertengahan 2023. Sementara itu, total kewajiban berkurang sebesar 31% menjadi IDR521 miliar pada tahun 2023 dari IDR758 miliar, terutama karena penurunan signifikan dalam total liabilitas jangka pendek.

Bisnis manufaktur suku cadang kendaraan komersial kami terus berkembang didorong oleh kuatnya permintaan dari pelanggan utama kami di sektor kendaraan komersial.

Pertumbuhan ini terutama dipicu oleh transisi dari teknologi kendaraan EURO 2 ke EURO 4 dan didorong oleh pemulihan pasar transportasi pasca pandemi serta peningkatan penjualan OEM. Inisiatif untuk meningkatkan variasi komponen telah membuahkan hasil, memperkuat posisi VKTR sebagai pemasok pilihan di industri. Selain itu, sinergi dengan anak perusahaan yang berfokus pada Kendaraan Listrik Komersial diharapkan akan mendukung pertumbuhan pendapatan di masa depan seiring dengan ekspansi industri Kendaraan Listrik Komersial.

Sementara itu, untuk segmen Kendaraan Listrik Komersial, perusahaan telah melakukan ekspansi portfolio klien yang semula hanya B2G (Business to Government) hingga ke B2B (Business to Business), hal ini ditandai dengan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta di tahun 2023. 

Dalam mengakui tantangan dan peluang pasar saat ini, VKTR telah memperluas fokusnya ke sektor B2B, menargetkan industri yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhannya antara lain, hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan log. Upaya ini dilengkapi dengan pembuatan prototipe dan uji coba produk yang menjanjikan, menandakan komitmen VKTR terhadap inovasi dan keunggulan operasional.

Meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi VKTR, diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi.

Potensi elektrifikasi kendaraan komersial sangatlah besar – terdapat lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus di Indonesia, dengan tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut kurang dari 0,1%.

Selain itu, industrialisasi terus menjadi inisiatif strategis kami untuk memperkuat posisi kami sebagai pionir di sektor kendaraan listrik komersial, yang ditandai dengan groundbreaking dari Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia pada tanggal 27 Februari 2024. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, fasilitas ini merupakan perusahaan patungan antara perusahaan kami dengan Karoseri Tri Sakti yaitu PT VKTR Sakti Industries (VKTS). Pembangunan fasilitas ini sejalan dengan visi pemerintah untuk merealisasikan Peraturan Presiden No. 55/2019 juncto Peraturan Presiden No. 79/2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan serta mencapai target Net Zero Emissions tahun 2060, pembangunan fasilitas ini didukung penuh oleh pemerintah. Pembangunan fasilitas ini merupakan langkah optimis kami dalam berinvestasi pada pertumbuhan VKTR pada jangka panjang.

Selain dari penguatan secara industri, perusahaan juga melakukan penguatan dari segi manpower untuk mencapai target terutama dari segi penjualan dengan melakukan perekrutan karyawan khususnya pada Divisi Komersial, Insinyur, dan Industrialisasi. Total peningkatan karyawan tercatat meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2022.

“Kami mengakui bahwa, serupa dengan kuartal sebelumnya, kinerja penjualan segmen kendaraan listrik (EV) kami terus dipengaruhi oleh penundaan sementara dalam pemesanan dari klien B2G kami akibat peristiwa politik awal tahun ini. Meskipun demikian, kami menegaskan bahwa backlog kami tetap kuat. VKTR tetap berkomitmen pada misi kami untuk mempercepat mobilitas berkelanjutan dan memimpin pasar kendaraan listrik di negara ini ”, ujar Gilarsi W. Setijono, Direktur Utama VKTR.

VKTR yakin bahwa investasi strategis perusahaan di bidang manufaktur lokal, penyelesaian fasilitas CKD di Magelang, dan diversifikasi kami ke truk pertambangan listrik akan berkontribusi terhadap kesuksesan jangka panjang kami. Meskipun terdapat tantangan jangka pendek, order book kami yang kuat dan komitmen terhadap disiplin keuangan menempatkan kami dalam posisi yang baik di masa depan.

“Kami menghargai kepercayaan dan dukungan dari pemegang saham dan pemangku kepentingan kami; dan kami tetap berdedikasi untuk memberikan value kepada Anda. Bersama-sama, kita akan melewati tantangan-tantangan ini dan melanjutkan perjalanan kita menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan”, tambahnya.

Perusahaan juga berbangga dengan pencapaian pencegahan emisi dari total 60 bus listrik VKTR yang beroperasi dengan total jarak tempuh gabungan ~4,8 juta km per Februari 2024, bus listrik kami telah mencegah emisi hingga 4.578 ton CO2 (dengan asumsi fuel efficiency bus 2,8 km/liter; dan per liter solar menghasilkan emisi CO2 sebanyak 2,68 kg), artinya, kita membutuhkan sekitar 4.995 hektar vegetasi untuk menyerap 4.578 ton CO2 ini atau setara dengan penanaman 208 ribu pohon.

VKTR melalui anak perusahaannya juga terus berupaya dalam memberikan solusi inovatif untuk tantangan pendanaan keberlanjutan (sustainable finance) kendaraan listrik komersial dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik komersial di Indonesia, yakni dengan mengenalkan model bisnis e-Mobility as a Service (e-MaaS). Selain daripada solusi untuk sustainable fund, VKTR juga tengah dalam proses persiapan realisasi kerjasama strategis perusahaan untuk penetrasi penjualan dengan salah satu pionir industri otomotif di Indonesia yang telah beroperasi selama hampir 50 tahun, yakni Indomobil.