EmitenNews.com—PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) mencatatkan utang bank sindikasi senilai USD600 juta yang akan jatuh tempo pada Juni 2023 atau dua bulan mendatang.

 

Sayangnya, aset lancar emiten panas bumi tersebut, hanya tercatat sebesar USD433,3 juta yang terdiri dari kas setara kas USD262,3 juta, piutang pihak berelasi sebesar USD120,12 juta, persediaan USD20,082 juta dan aset lain lain sebesar USD22,33 Juta per 31 Desember 2022.

 

Namun, perseroan membukukan laba bersih senilai USD127,34 juta atau naik 49,4 persen dibanding tahun 2021 senilai USD85,076 juta.

 

Alhasil, laba per saham dasar diatribusikan ke level USD0,0041 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level USD0,0023.

 

Jika dirunut, pendapatan usaha tumbuh 4,8 persen menjadi USD386,06 juta yang ditopang peningkatan penjualan listrik dari Ulubelu sebesar 1,9 persen menjadi USD107,97 juta.

 

Senada, penjualan listrik dari Lahedong terkerek 17,9 persen menjadi USD79,9 juta.

 

Lalu, dari Kamojang terangkat 7,04 persen menjadi USD76,31 juta.

 

Tapi penjualan listrik dari Kamojang menyusut 3,6 persen menjadi USD64,331 juta.  

 

Senasib, penjualan listrik dari Lumut Balai terpapas 2,4 persen menjadi USD36,62 juta.