Namun demikian, sejauh ini perseroan belum mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat melaksanakan penawaran umum saham (offering). Manajemen berharap, OJK bisa memberikan pernyataan efektif atas rencana IPO HILL pada 15 Februari 2023, setelah tahun lalu perseroan gagal merampungkan proses IPO.

 

Perlu diketahui, per kuartal III-2022, HILL mengalami penurunan laba bersih sebesar 18,17 persen (year-on-year), terutama disebabkan peningkatan sejumlah beban.


Pendapatan HILL selama sembilan bulan pertama 2022 tercatat Rp2,17 triliun atau melambung hingga 66,92 persen (y-o-y). Seiring dengan peningkatan pendapatan tersebut, jumlah beban pokok pendapatan HILL dalam tiga kuartal pertama 2022 mengalami kenaikan 34,75 persen (y-o-y).

 

Sehingga, laba bruto per kuartal III-2022 menjadi Rp579,1 miliar atau masih lebih besar dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp524,56 miliar. Namun demikian, beban usaha HILL selama sembilan bulan pertama 2022 melonjak 44,22 persen (y-o-y) menjadi Rp135,31 miliar.

 

Maka, laba usaha per 31 September 2022 menjadi Rp443,8 miliar atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp430,74 miliar.


Selama sembilan bulan pertama 2022, total beban keuangan HILL meroket hingga 120,19 persen (y-o-y) menjadi Rp124,56 miliar. Sedangkan beban lain-lain per kuartal III-2022 melambung 178,36 persen (y-o-y) menjadi Rp44,51 miliar.

 

Adapun jumlah laba tahun berjalan yang dicatatkan HILL per kuartal III-2022 sebesar Rp260,43 miliar atau jauh lebih rendah dibanding periode yang sama di 2021 sebesar Rp313,55 miliar. Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per kuartal III-2022 senilai Rp205,12 miliar atau melorot 18,17 persen (y-o-y).