Wall Street Jeblok, IHSG Lanjut Menyala

Seseorang berjalan melintas dengan latar layar menampilkan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan kemarin melemah signifikan. Itu dipicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah seiring kekhawatiran investor terhadap anggaran belanja baru makin menambah defisit Amerika Serikat (AS).
Kecemasan itu, memicu aksi jual investor terhadap obligasi pemerintah bertenor lebih panjang. Imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 30 tahun menyentuh level 5,09 persen, level tertinggi sejak Oktober 2023. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun mencapai 4,59 persen.
Koreksi indeks bursa Wall Street tersebut diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 25 bps, aksi beli investor asing, dan lonjakan harga beberapa komoditas berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan.
Oleh karena itu, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Dan, sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 22 Mei 2025, indeks akan menyusuri level support 7.090-7.035, dan posisi resistance di kisaran 7.195-7.250.
Berpijak dari data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mendekati sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank BTPN Syariah (BTPS), Adaro Andalan (AADI), dan Erajaya Swasembada (ERAA). (*)
Related News

IHSG Naik 0,44 Persen di Sesi I, Ini Saham dan Sektor Pendorongnya

Gandeng DMI, BTN Dukung Inklusi Keuangan via Solusi Digital

Awas! Profit Taking Bayangi Laju IHSG

Gerak IHSG Terbatas, Serok Saham BBNI, DOID, dan EXCL

BNI Raih CIO of the Year di ASEAN Fintech Awards 2025

IHSG Ditutup Naik 0,67 Persen, Saham Tambang Penggeraknya