Wall Street Menyala, IHSG Susuri Zona Merah
Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kompak ditutup menguat. Itu terjadi di tengah penantian investor terhadap beberapa data ekonomi penting pekan ini. Nasdaq mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah seiring lompatan saham teknologi berkapitalisasi besar.
Misalnya, Broadcomm melejit 3,21 persen, Microsoft surplus 3,20 persen, Amazon menguat 1,51 persen, dan Nvidia bertambah 0,77 persen. Sementara itu, mengenai data ekonomi, pekan ini investor menunggu data inflasi tingkat produsen (PPI), dan data inflasi tingkat konsumen (CPI) akan rilis pada Rabu-Kamis.
Dua data tersebut akan menjadi indikator penting untuk menilai kesehatan ekonomi Amerika Serikat (AS) paska rilis data nonfarm payroll Agustus 2025 yang lemah. Penguatan indeks bursa Wall Street, dan lompatan secara signifikan harga emas berlanjut diprediksi menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, pergantian Menteri Keuangan secara mendadak berpeluang masih menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.620-7.475, dan resistance 7.915-8.060.
Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Aneka Tambang (ANTM), Timah (TINS), United Tractors (UNTR), Bumi Resources Mineral (BRMS), J Resources (PSAB), dan Midi Utama (MIDI). (*)
Related News
IHSG Ditutup Melemah 0,30%, Sektor Ini Pemicunya
Cari Inovator Perumahan, BTN Kick Start Kompetisi Housingpreneur 2025
Menkeu Minta Pedagang Pakaian Bekas Pindah ke Produk Lokal
IHSG Turun 0,35 Persen di Sesi I, UNVR, AMMN, ASII Top Losers LQ45
Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi
Dua Saham Melonjak Disorot! Satunya Kabar Bakal Diakuisisi





