EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (24/12) bakal menguat. Itu seiring lompatan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street. Lalu, kekhawatiran investor akan penyebaran varian omicron mulai mereda.


Selanjutnya, penopang lonjakan IHSG hari ini adalah beberapa data menunjukkan Omicron mempunyai risiko dirawat lebih rendah dibanding varian Delta. Lonjakan mayoritas harga komoditas berpeluang menjadi tambahan sentimen positif untuk IHSG. 


IHSG hari ini, diprediksi bergerak menguat dengan support level 6.510, dan resistance level 6.590. Sejumlah saham laik beli antara lain ASII support Rp5.650, resisten Rp5.800, TPIA support Rp7.100, resisten Rp7.250, LSIP support Rp1.175, resisten Rp1.210, dan TBIG support Rp3.070, resisten Rp3.150. ”IHSG hari ini lebih banyak akan bergerak di zona positif,” tutur Mino, Equity Analyst Indo Premier sekuritas. 


Pada perdagangan kemarin, Wall Street kembali ditutup menguat untuk kali ketiga secara beruntun. Dow Jones menguat 197 poin (0,55 persen) menjadi 35.951, S&P 500 bertambah 29 poin (0,62 persen) pada level 4.726, Nasdaq naik 131 poin (0,85 persen) pada posisi 15.653, dan EIDO melemah 0,08 poin (0,35 persen) ke level 22,97.  


Kekhawatiran investor terhadap penyebaran Omicron masih menjadi sentimen positif utama. Data penelitian terbaru menunjukkan Omicron mempunyai risiko lebih rendah dibanding varian lain. Sejak kekhawatiran investor mereda, saham-saham diuntungkan pembukaan ekonomi berhasil membukukan kenaikan cukup signifikan setelah sebelumnya terkoreksi dalam. Carnival Corp sejak Senin lalu naik 16 persen, sedang Hilton Worldwide pekan ini membukukan kenaikan 9,8 persen. 


Sementara itu, klaim baru pengangguran mingguan berakhir pada 18 Desember tercatat 205 ribu sejalan ekspektasi pasar. Pesanan barang tahan lama November naik 2,5 persen, lebih tinggi dari konsensus Dow Jones 1,5 persen. Indeks pengeluaran konsumen (PCE) November naik 0,6 persen mom, sedang indeks pengeluaran konsumen inti secara tahunan naik 4,7 persen, lebih tinggi dari konsensus 4,5 persen. Indeks pengeluaran konsumen, angka inflasi menjadi patokan the Fed untuk menentukan kebijakan moneter. (*)