EmitenNews.com—PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) taksir kontrak baru dapat tumbuh 10 - 20 persen dibanding perolehan tahun 2022 menjadi Rp8,4 triliun di tahun 2023.


Direktur QHSE dan Pemasaran WEGE, Yulianto mengatakan, target tersebut telah mempertimbangkan dimulainya proses Pemilihan Umum (Pemilu) dan target 2022. “Kami yakin meraup kontrak baru tahun 2022 sebesar Rp7,1 triliun,” kata dia dalam paparan kinerja secara daring, Kamis (8/12/2022).


Ia menambahkan, perseroan masih menunggu pengumuman tender senilai Rp1 triliun dalam waktu dekat ini. “Selain itu, kami juga tengah proses mengikuti tender senilai Rp1,5 triliun. Jadi kami yakin dapat mencapai target kontrak baru,” kata dia.


Capaian Kontrak Baru hingga November 2022 telah mencapai Rp.4,24 triliun atau meningkat 107% year on year. Komposisi perolehan kontak baru tersebut terdiri dari Office 22,13%, Public Facility 67,08%, Commercial 0,87% dan Residencial 9,93%. Total proyek yang di kerjakan WEGE hingga November sebanyak 334 proyek.


Capex WEGE sepanjang 2022 terserap Rp315,50 miliar yang dominan sebesar 95,09 persen atau Rp300 miliar terealisasi untuk capital employed dan sebesar 4,91 persen atau stara Rp15,50 miliar untuk investasi dengan nilai Rp4,29 miliarnya digunakan untuk transformasi digital BIM. hal ini disebabkan oleh lebih dari Rp10,47 triliun kontrak kerja dan 30 proyek yang dikerjakan menggunakan teknologi BIM. 


Dalam kesempatan itu, Direktur Keuangan, HC, dan Manajemen Risiko Wika Gedung Syailendra Ogan menambahkan, perseroan percaya bahwa target kontrak Rp7,1 triliun untuk tahun 2022 bakal tercapai meski untuk menutup tahun ini hanya tinggal menghitung hari, WEGE saat ini sedangkan memproses sekitar 11 tender yang sudah menuju final, sehingga semoga dalam 2 minggu ini akan tercapai, ujar 


Untuk rencana kerja 2023 sedang disusun, untuk gambarannya di 2023 perseroan menargetkan pertumbuhan revenue dan laba akan meningkat sekitar 10-20 persen. Katalis positif ada di IKN selain dari PUPR ada juga dari kementerian dan lembaga lain.


Untuk kontrak kerja dari swasta bergerak positif, dan itu menjadi sasaran kita meski masih di bawah 20 persen dari total target kontrak WEGE kedepannya. Pasarnya yang di sasar oleh WEGE di pasar rumah sakit, pendidikan, dan ada beberapa BUMN yang sudah memeng menargetkan investasi untuk office baik itu di jakarta ataupun di luar daerah, yang terakhir mengincar pasar di sektor pariwisata. Sedangkan target dari proyek IKN akan menyumbang 20-30 persen dari kontrak WEGE.


WEGE sudah merubah target pasar, kalau di tahun 2017-2019 ada 70 persen dari swasta, maka sejak tahun 2020 hingga saat ini jadi 10-20 persen swasta dan 80 persen itu proyek pemerintah dan BUMN.


Saat ini WEGE masih menyimpan dana IPO sekitar Rp200 miliar. Maka untuk melakukan ekspansi bisnis bisa dibilang punya cash flow yang cukup. Tetapi manajemen perseroan tidak menutup kemungkinan bakal ada aksi korporasi jika memang dibutuhkan. Target 2023 masih konservatif, belum ada rencana untuk aksi korporasi. Namun, itu sudah ada persiapan menjadi second opinion untuk 1 atau 2 tahun kedepannya itu menjadi bagian dari rencana perseroan sebagai opsi untuk terus melakukan ekspansi pengembangan.


Rio Febrian, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas mengatakan, untuk prospek saham WEGE masih menarik. Dalam RAPBN 2023, Pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur sebesar Rp392 triliun (+7.78% yoy) untuk tahun 2023. Selain itu, rencana Pemerintah dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dengan total biaya senilai Rp466 triliun hingga 2045. Hal ini menunjukkan fokus Pemerintah dalam mengupayakan pemerataan infrastruktur, termasuk rencana pemindahan IKN.


Sehingga, WEGE berpotensi mencatatkan peningkatan kontrak baru pada tahun depan 2023. WEGE menargetkan kontrak baru pada 2023 tumbuh sebesar 20% yoy atau sekitar Rp8.4 triliun. Per November 2022, WEGE telah mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp4.24 triliun (+107% yoy) atau 59.72% dari target nilai kontrak ini sebesar Rp7.1 triliun.


Selain itu, persiapan dalam tahun politik 2024 berpotensi mengakselerasi realisasi proyek infrastruktur di 2023 dan 2024. Hal ini berpotensi mendorong kinerja keuangan sejumlah emiten pada sub-sektor building construction termasuk WEGE.


“Di sisi lain, peningkatan inflasi dan sukubunga acuan yang cenderung tinggi berpotensi menekan kinerja keuangan WEGE,” kata Dia kepada EmitenNews.com


Mengacu pada harga perdagangan WEGE kemarin (8/12) di harga 155 per lembar, maka WEGE diperdagangkan pada PER di 12.10x dan PBV di 0.63x berdasarkan laporan keuangan Q3-2022. Yang mana, PER dan PBV dari WEGE relatif dibawah PER dan PBV Sektor Infrastruktur yakni di 17.18x dan 1.27x per Oktober 2022.