EmitenNews.com - PT Sepatu Bata (BATA) sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun. Kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.


"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," tutur Direktur dan Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko dalam keterangan tertulisnya Jumat (3/5).


Hatta menuturkan bahwa Keputusan untuk menghentikan aktivitas produksi Pabrik PT Sepatu Bata Tbk yang berada di Purwakarta berdasarkan Keputusan Direksi tanggal 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan dari Keputusan Dewan Komisaris tanggal 29 April 2024.


Menurutnya perseroan telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat. Tapi segala upaya itu menemui jalan buntu. Sehingga manajemen dan komisaris memutuskan pabrik mereka di Purwakarta hrus ditutup.


Keputusan ini merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bertujuan untuk mengefektifkan operasional Perseroan.


Hatta menambahkan Perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini.


Dalam sebuah unggahan di media sosial, terekam ratusan pekerja pabrik Bata yang mengenakan seragam kerja berbondong-bondong meninggalkan tempat mereka mencari nafkah. Sang perekam video tampak beberapa kali mengucap kalimat perpisahan.

Masih Merugi, Sepatu Bata (BATA) Absen Bagikan Dividen
"Selamat tinggal Bata. Selamat tinggal Bata," ungkapnya.


Pada keterangan postingan, tertulis bahwa penghentian operasional pabrik Bata di Purwakarta lantaran perusahaan mengalami kerugian. Disebutkan, permintaan konsumen terhadap produk sepatu Bata kian menurun.


Adapun, Bata telah menderita kerugian sebesar Rp 80,65 miliar pada periode Januari sampai September 2023, membengkak 294,76% dibanding rugi Rp 20,43 miliar pada Januari-September 2022.


Penjualan bersih Perseroan tercatat turun 0,42% menjadi Rp 488,47 miliar pada Januari sampai September 2023, dari Rp 490,57 miliar periode sama 2022.(*)