50 Persen Laba Jadi Dividen, INET Genjot Ekspansi dan Right Issue

Jajaran Direksi dan Komisaris PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) saat RUPS. DOK/INET
EmitenNews.com -PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengumumkan sejumlah keputusan strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 12 Juni 2025 di Premier Lounge, Prosperity Tower, District 8 SCBD, Jakarta Selatan.
Direktur Utama INET, Muhammad Arif, menjelaskan bahwa rapat tahunan menyetujui laporan tahunan dan laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Dalam keputusan penting lainnya, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp664.179.460, atau setara dengan 50% dari laba bersih tahun 2024. Langkah ini mencerminkan komitmen perseroan untuk memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham di tengah pengembangan agresif bisnis.
Perubahan Struktur Manajemen dan Rencana Right Issue
Dalam RUPSLB, pemegang saham menyetujui pengunduran diri Setyanto Hantoro dari jabatan Komisaris Utama. Sebagai penggantinya, rapat mengangkat Saripudin sebagai Komisaris Utama baru, serta Togal L. Tobing sebagai Komisaris Perseroan.
Tak hanya itu, INET juga mendapatkan persetujuan untuk melakukan aksi korporasi strategis melalui rencana penerbitan saham baru dalam skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue sebanyak-banyaknya 12,8 miliar saham. Saat ini, manajemen masih dalam tahap pembicaraan dengan sejumlah investor potensial yang berpeluang menjadi pembeli siaga (standby buyer).
“Right issue ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi besar-besaran, khususnya dalam pengembangan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi yang merata dan terjangkau,” ujar Muhammad Arif.
Dalam strategi bisnis ke depan, INET memfokuskan pengembangan pada layanan internet berbasis serat optik (FTTH). Perseroan menargetkan pembangunan 1 juta homepass dalam dua tahun hingga 2027, dengan target kumulatif 2 juta homepass dalam tiga tahun ke depan.
Langkah ekspansi ini didorong oleh peluang besar di sektor konektivitas, terutama terkait kebutuhan akan internet yang lebih murah. Muhammad Arif menyoroti bahwa harga layanan internet di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, sehingga menjadi hambatan bagi sebagian masyarakat untuk mendapatkan akses digital.
“Program ‘internet murah’ ini bukan hanya solusi teknis, tapi juga bentuk kontribusi sosial. Kami tidak ingin kehilangan momentum, dan karena itu mendirikan PT IAB sebagai anak usaha yang fokus dalam proyek internet rakyat ini,” jelasnya.
Investasi di Infrastruktur Kabel Bawah Laut
Sebagai bagian dari diversifikasi bisnis, INET juga memasuki segmen infrastruktur kabel bawah laut. Menurut manajemen, proyek ini akan menjadi pendorong pertumbuhan jangka panjang mengingat peningkatan eksponensial dalam konsumsi data digital di Indonesia.
“Dengan masuk ke segmen kabel bawah laut, kami tidak hanya memperluas lini bisnis, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan,” pungkas Arif.
Melalui kombinasi pembagian dividen, restrukturisasi manajemen, aksi korporasi right issue, serta ekspansi bisnis yang agresif di sektor FTTH dan infrastruktur digital, INET menunjukkan komitmennya menjadi pemain utama dalam transformasi digital nasional. Fokus pada internet murah dan pembangunan jaringan bawah laut menjadi strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi pasar dan mendorong inklusi digital di Indonesia.
Related News

Saham NINE Dilego Lagi Investor Cayman Islands 15 Juta Lembar

Saham Gocap Hampir 2 Tahun, Kini Tebar Dividen Mini

Carsurin (CRSN) Ungkap Transaksi Baru

AgenBRILink Perkuat Inklusi Keuangan Indonesia di 67 Ribu Desa

PBSA Sepakat Bagi Dividen, Yield Capai 12,44 Persen!

MPX Logistics (MPXL) Sepakat Bagikan Sisa Dividen Minimalis