90 Persen Tim IT Hadapi Keterbatasan Anggaran, Apa Solusinya?

Synology membagikan survei terbaru dari Synology Inc., yang menunjukkan bahwa hampir 90% departemen IT di Indonesia mengalami keterbatasan anggaran.
EmitenNews.com - Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan kompleksitas ancaman siber, tim IT menghadapi tekanan yang semakin besar—bukan hanya menjaga keamanan data perusahaan, tapi juga untuk melakukannya secara efisien. Berbagai sektor bisnis di Indonesia makin bergantung pada infrastruktur digital untuk tetap berjalan. Namun, banyak yang dihadapkan pada tantangan yang sama: anggaran terbatas.
Dalam keterangannya Rabu (21/5/2025), Clara Hsu, Country Manager di Synology membagikan survei terbaru dari Synology Inc., yang menunjukkan bahwa hampir 90% departemen IT di Indonesia mengalami keterbatasan anggaran.
Kondisi ini menempatkan organisasi dalam posisi sulit: bagaimana melindungi data penting, memastikan sistem tetap berjalan, dan mengantisipasi ancaman siber— dengan dana yang terbatas?
Tim IT perusahaan hadapi berbagai tantangan
Di era digital seperti sekarang, tim IT di perusahaan menghadapi berbagai tantangan: volume data yang terus bertambah, risiko keamanan yang semakin tinggi, dan tuntutan regulasi yang makin ketat. Sayangnya, banyak dari mereka harus mengelola semuanya dengan sumber daya manusia terbatas, sistem yang terpisah-pisah, dan alat kerja yang tidak terintegrasi.
Pada banyak perusahaan Indonesia, tim IT masih harus bergantung pada perpaduan sistem yang sudah jadul, proses manual, atau kombinasi hardware dan software yang tidak seragam. Pendekatan seperti ini meningkatkan risiko human-error, kehilangan data, hingga downtime operasional—terutama jika terjadi serangan siber.
Beberapa tahun terakhir, kasus ransomware yang menyerang brand ternama seperti perusahaan elektronik asal Jepang, Casio pada tahun 2025, raksasa semikonduktor TSMC, hingga produsen pesawat Boeing pada tahun 2023, membuktikan bahwa bahkan sistem IT yang sudah matang pun tetap rentan—dan proses pemulihannya bisa sangat mahal dan memakan waktu.
Data tulang punggung operasional bisnis
Data kini menjadi tulang punggung operasional setiap bisnis. Baik itu data pelanggan, laporan keuangan, maupun sistem internal—kehilangan akses ke informasi penting walau hanya sebentar bisa berdampak besar.
Namun, mengelola perlindungan data bukan pekerjaan mudah. Banyak tim IT harus menggunakan berbagai software berbeda untuk penyimpanan data, backup, dan pemulihan. Hal ini seringkali menciptakan inefisiensi, biaya operasional yang tinggi, dan celah keamanan dalam sistem.
Sementara itu, ancaman siber terus berkembang. Pelaku kejahatan siber kini tidak hanya menargetkan data utama, tapi juga sistem backup. Tanpa strategi perlindungan yang menyeluruh, opsi pemulihan bisa sangat terbatas.
Solusi terintegrasi jadi pilihan tepat
Membangun sistem perlindungan data yang tangguh tidak selalu harus menambah anggaran besar. Pendekatan yang lebih strategis—dengan mengadopsi solusi terintegrasi yang dirancang khusus untuk backup dan pemulihan data—bisa menjadi jawabannya.
“Kami melihat banyak tim IT di Indonesia harus membuat keputusan sulit antara keamanan dan efisiensi, terutama di tengah keterbatasan anggaran. Ini menunjukkan pentingnya solusi yang mudah diimplementasikan dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing organisasi,” ujar Clara Hsu, Country Manager di Synology.
Salah satu pendekatan yang kini banyak dipertimbangkan adalah penggunaan solusi terintegrasi yang secara khusus dirancang untuk mendukung proses backup dan pemulihan data secara menyeluruh. Dengan sistem yang terpadu, tim IT tidak perlu lagi mengelola berbagai platform yang berdiri sendiri—yang kerap menimbulkan kerumitan operasional dan celah keamanan.
Salah satu contohnya adalah Synology ActiveProtect Appliance, solusi all-in-one yang menggabungkan hardware dan software dalam satu platform terpadu. Dengan ActiveProtect, tim IT dapat:
-Mengelola backup secara terpusat di berbagai lokasi dan workload
Related News

Catat! Ini Jadwal Dividen Indocement (INTP) Rp259 per Lembar

Medco Energi (MEDC) Teken Kesepakatan Swap Gas Domestik Multi-Pihak

Bangun Teknologi Mutakhir, IPOL Siap Produksi Film BOPP dan BOPE

FITT Fokus Kembangkan Wisata Religi, Capex 2025 Dialokasikan Penuh

Antony Kembali Jual Saham TGUK, Total Divestasi 268 Juta Lembar

BI Turunkan Suku Bunga Acuan di Level 5,50 Persen