EmitenNews.com - Jora Nilam Judge belum berhenti membuang saham Menn Teknologi Indonesia (MENN). Itu ditunjukkan dengan melepas 60.151.800 helai alias 60,15 juta saham perseroan. Transaksi pengurangan saham tersebut dilakukan secara berantai dalam beberapa tahap. 

Aksi penjualan saham tersebut dibantu oleh BNI Sekuritas. Rincian transaksi divestasi tersebut sebagai berikut. Pada 26 September 2025, Nilam lego 2 juta lembar. Lalu, pada 29 September 2025, Nilam lepas 2 juta helai. Pada 30 September 2025, Nilam kembali jual 7.837.100 saham.

Selanjutnya, pada 1 Oktober 2025, Nilam divestasi 5.600.000 lembar. Kemudian, pada 3 Oktober 2025, Nilam buang 7 juta eksemplar. Pada 6 Oktober 2025, Nilam lepas 30.214.700 saham. Dan, pada 9 Oktober 2025, Nilam melepas 5.500.000 helai. Menyusul transaksi itu, koleksi saham Nilam menjadi 263,10 juta helai alias 18,35 persen dari sebelumnya 323,25 juta lembar setara 22,54 persen.

Sebelumnya, edisi 22-25 September 2025, Nilam telah mendivestasi 135,24 juta saham Menn Teknologi. Transaksi divestasi Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) dilakukan empat kali secara bertahap. Tindakan warga Taman Borobudur Selatan, RT007/RW004 Mojolangu Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur itu, mendapat sorotan operator pasar modal indonesia.

Corporate Secretary Men Teknologi Edrick Pramana, mengaku tidak mengetahui latar belakang, tujuan, maupun pihak lawan transaksi atas penjualan saham oleh Jora Nilam Judge. Perseroan telah berupaya menghubungi Jora Nilam Judge sejak April 2025 melalui berbagai cara, termasuk WhatsApp, media sosial, email, koordinasi dengan OJK, dan BEI, namun belum mendapat respons.

Selain itu, perusahaan menegaskan tidak mengetahui keterlibatan pihak lain dalam transaksi tersebut. Men Teknologi juga menyebut belum menerima surat kepemilikan atas saham lebih dari 5 persen dari Jora Nilam Judge meski telah menghubungi sekuritas bersangkutan.

Mengenai pelaksanaan Mandatory Tender Offer (MTO), Men Teknologi menjelaskan tidak ada saham terserap selama periode penawaran berlangsung. “Seluruh saham yang ditawarkan dalam MTO terjual nol atau tidak terserap sesuai rencana transaksi,” ucap Edrick. (*)