EmitenNews.com - China menjadi sasaran ekspor terbesar barang dari Sumatera Utara. Produk dari wilayah yang dipimpin Gubernur Edy Sumaryadi itu, ke Negeri Tirai Bambu itu, mencapai USD166,18 juta pada Agustus 2021 atau 14,32 persen dari total ekspor. Porsi terbesar berikutnya ditempati Amerika Serikat, USD133,79 juta dan India USD130,74 juta. Lemak dan minyak hewan atau nabati menjadi produk terbesar yang diekspor, diikuti golongan ampas/sisa industri makanan.


"Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada Agustus 2021, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai USD432,78 (37,42 persen)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Syech Suhaimi dalam keterangannya, Sabtu (2/10/2021).


Secara total, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di Sumut mencapai USD1,16 miliar pada Agustus 2021. Terjadi kenaikan 16,37 persen dibandingkan Juli 2021, USD993,84 juta. Bila dibandingkan dengan Agustus 2020, ekspor Sumatera Utara pada Agustus 2021 mengalami kenaikan signifikan, 69,38 persen..


Pada Agustus lalu, golongan barang yang peningkatan ekspornya terbesar terhadap Juli 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$105,86 juta (48,74 persen). Kemudian diikuti golongan ampas/sisa industri makanan naik sebesar US$38,14 juta (335,85 persen).


Golongan karet dan barang dari karet mengalami penurunan ekspor, sebesar USD9,17 juta (-7,24 persen) diikuti golongan bahan kimia organik USD5,76 juta atau -9,52 persen.


Di sisi lain, nilai impor melalui Sumut pada Agustus 2021 atas dasar cost, insurance and freight (CIF) sebesar USD464,23 juta atau naik 11,12 persen dibandingkan Juli 2021 yang mencapai USD417,78 juta.


Menurut Syech Suhaimi, dibandingkan dengan Agustus 2020, nilai impor naik sebesar 52,36 persen. Nilai impor menurut golongan penggunaan barang pada Agustus 2021 dibanding Juli 2021, barang modal turun 5,04 persen. Bahan baku naik sebesar 10,72 persen dan barang konsumsi naik sebesar 39,90 persen.


Golongan barang yang kenaikan impornya terbesar adalah bahan kimia anorganik sebesar USD14,21 juta (186,65 persen). Nilai impor dari Tiongkok mencapai USD162,29 juta atau mendominasi dengan porsi 34,96 persen dari total impor Sumut. Berikutnya, Singapura sebesar USD53,00 juta (11,42 persen) dan Malaysia sebesar USD35,79 juta (7,71 persen). ***