EmitenNews.com—Grup Salim masih terus menjadi perhatian utama dari para pelaku bisnis Tanah Air. Setelah membuat heboh dengan masuknya perusahaan besutan Anthoni Salim itu ke dalam jajaran pemegang saham emiten pertambangan milik Bakrie grup PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Kini Salim Grup justeru melakukan divestasi portofolio investasinya.


Diketahui, Salim Group tergoda kemilau saham Bumi Resources (BUMI). Itu ditunjukkan dengan ikut terlibat mengeksekusi private placement emiten batu bara besutan Bakrie Group tersebut. Ya, Bumi Resources tengah menghelat private placement maksimal Rp24 triliun atau setara USD1,6 miliar.


Cengkeraman Salim Group masuk melalui dua perusahaan cangkang yaitu Mach Energy Limited (MEL), dan Treasure Global Investments Limited (TGIL). MEL menyerok 85 persen saham terbitan Bumi Resources, dan TGIL menyapu 15 persen. Ketentuan akhir akan ditentukan dalam RUPS Luar Biasa pad 11 Oktober 2022 mendatang.


Sekadar informasi, komposisi pemegang saham MEL meliputi Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan porsi 42,5 persen di bawah kendali grup Bakrie. Lalu, Colver Wide Limited menguasai 15 persen, dan dikendalikan Agoes Projosasmito. Kemudian, Mach Energy Pte.Ltd menguasai 42,5 persen, di bawah kendali Salim Group. Porsi kepemilikan saham Bakrie dan Salim setara. So, seluruh keputusan perusahaan harus atas persetujuan kedua Bakrie, dan Salim Group.


Sementara itu, pemegang saham TGIL antara lain PT Aswana Pinasthika Investasi 16,15 persen di bawah kendali Agoes Projosasmito. Mach Energy Pte Ltd mengempit 83,85 persen saham TGIL, juga di bawah besutan Salim Group. 


Namun, menariknya Salim Grup beberapa hari lalu malah melakukan aksi jual saham di perusahaan investasi yang menggawangi emiten seperti ROTI, FAST dan juga peritel yang menyebar di seluruh indonesia dengan brand Indomaret. Hal itu terlihat dari aksi crossing saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) senilai Rp 2,64 triliun di pasar negosiasi.


Total saham yang ditutup sendiri sebanyak 709,26 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 3.700 per saham. Crossing saham tersebut dibantu broker jual dan beli sama, yaitu Nikko Sekuritas Indonesia.


DNET memiliki kuasa atas 25,77 persen saham di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) dan 35,84 persen saham PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pemegang hak waralaba restoran cepat saji KFC di Indonesia. DNET juga memiliki cakar di bisnis jaringan fiber optik dengan menguasai  66,76 persen saham PT Mega Akses Persada.


Berdasarkan data, Hannawell Group Limited bertindak sebagai pemegang sebanyak 5,58 miliar atau 39,35% saham DNET. Sisanya dikuasai PT Megah Eraraharja sebanyak 3,56 miliar saham atau 25,13% yang merupakan entitas usaha dari grup Salim dan Anthoni Salim sebanyak 3,58 miliar saham atau setara dengan 25,3%. Sisanya sebanyak 1,44 miliar atau 10,22% dikuasai pemodal publik.